PALU, MERCUSUAR – Tanamkan jiwa Nasionalisme dan Toleransi, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu berikan pembekalan kepada seluruh anak binaannya, Senin (7/11/2022) pagi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menangkal pemahaman radikalisme dan terorisme di LPKA Palu.
Memimpin jalannya kegiatan tersebut, Ansari Maulana selaku staf pembinaan yang diketahui sebelumnya telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan terkait Penanganan kepada Anak-anak yang dirampas kebebasannya dalam konteks penanggulangan terorisme bersama United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), bekerja sama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan, kegiatan pembekalan tersebut merupakan langkah untuk mengantisipasi berkembangnya pemahaman radikalisme dan terorisme, kepada setiap anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) di LPKA Palu.
“Kita sangat prihatin dengan adanya korban dari pemahaman radikalisme dan terorisme yang terjadi pada generasi muda di bangsa ini. Hal ini harus kita antisipasi dengan secepat dan sebaik mungkin. Meski jumlah kasusnya menurun, akan tetapi pembinaan dan pembimbingan harus kita lakukan terus menerus, apalagi LPKA Palu sendiri tidak menutup kemungkinan, akan dihuni kembali oleh anak-anak yang menjadi korban dari tindak kejahatan terorisme, tentu kita harus lebih siap lagi,” jelas Ansari.
Dirinya menambahkan, dalam rangka mengantisipasi berkembangnya pemahaman radikalisme, LPKA Palu berupaya agar dalam memberikan pembinaan, setiap petugas bersama para mitra kerja sama seperti Komando Distrik Militer (Kodim) 1306/Kota Palu, Kepolisian Resor Kota Palu (Polresta), Kementerian Agama (Kemenag) Kota Palu, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Kota Palu, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulawesi Tengah dan Kota Palu, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Palu, serta para komunitas pemerhati anak di Kota Palu, berkomitmen untuk terus memberikan pembinaan dengan penuh rasa empati kepada setiap anak.
“Bukan hanya bersimpati, kita harus memiliki rasa empati kepada anak-anak ini, apalagi yang memang telah menjadi korban dari hal tersebut. Dengan berempati, kita akan lebih memahami kondisi mental dari anak tersebut, tentunya dengan itulah kita bisa meraih hati dan pikirannya. Jika sudah begitu, semoga saja mereka dapat memiliki pandangan yang lebih baik lagi,” tambahnya.
Pada akhir kegiatan, Isra selaku Kepala Seksi Pembinaan LPKA Palu yang saat itu turut mendampingi stafnya tersebut juga berharap, agar seluruh anak di LPKA Palu dapat lebih memiliki pikiran dan rasa toleransi yang baik, baik kepada sesama saudara seagama maupun antar umat beragama.
“Rajinlah dalam membaca dan belajar, kita harus bisa hidup damai dalam segala perbedaan ini, bukan hanya menganggap bahwa hanya diri kita saja yang benar,” pungkas Isra. */JEF