MAN 2 Kota Palu,  Kebutuhan Meubiler Mendesak, Minta Sumbangan dari Siswa Baru

HLL-11530ab9
Syamsu Nursi

PALU, MERCUSUAR – Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 (MAN 2) Kota Palu, H. Muh. Syamsu Nursi mengungkapkan pihaknya saat ini sangat membutuhkan meubiler terkait kelengkapan proses belajar mengajar para peserta didik, di beberapa gedung baru yang telah dibangun oleh Kementerian PUPR.

Sebagaimana diketahui, MAN 2 Kota Palu mendapatkan bantuan beberapa gedung baru dari Kementerian PUPR, setelah sebagian besar gedung di madrasah tersebut mengalami kerusakan akibat bencana alam gempa bumi pada 2018 lalu.

“Kebutuhan meubiler seperti kursi untuk siswa sudah sangat mendesak, karena untuk digunakan pada tahun pelajaran baru pada 18 Juli 2022 nanti. Sedangkan seluruh gedung baru yang dibangun oleh PUPR tidak memiliki meubiler,” kata Syamsu, di ruang kerjanya, Selasa (28/6/2022).

Untuk pemenuhan meubiler tersebut, Syamsu mengatakan pihaknya telah menyampaikan proposal kepada beberapa pihak, seperti Kementerian PUPR, Kementerian Agama RI, Pemerintah Provinsi Sulteng, hingga Pemerintah Kota Palu.

Diungkapkannya, berdasarkan rekapitulasi anggaran dalam proposal yang disampaikan, pemenuhan sarana prasarana diperkirakan mencapai Rp6,3 miliar lebih.

“Rp6 miliar lebih itu untuk memenuhi kebutuhan 36 kelas baru, 5 gedung laboratorium, 1 gedung kantor, 1 gedung auditorium, 1 gedung multimedia dan 1 gedung penunjukan kegiatan siswa. Kami sudah berusaha membuat usulan dalam bentuk proposal. Kalau PUPR masih dalam proses usulan untuk tahun depan, dan Kemenag pusat juga masih akan mengusulkan untuk tahun depan,” jelas Syamsu.

Dengan kebutuhan yang semakin mendesak, Syamsu mengaku pihaknya bersama Komite madrasah kemudian mengambil inisiatif untuk meminta sumbangan kepada para orang tua siswa baru, untuk membantu memenuhi pengadaan beberapa meubiler dasar penunjang proses belajar mengajar. Jumlah sumbangan yang diminta, kata dia, tidak mengikat dari patokan nominal Rp1 juta persiswa.

“Jadi kami menginisiatif meminta sumbangan dari orang tua siswa yang akan digunakan oleh anaknya di madrasah. Jumlahnya tidak mengikat, ada yang bisa menyerahkan setengah dan di bawah dari Rp1 juta pun kami terima, ada yang sumbang Rp200 ribu, Rp300 ribu, Rp500 ribu, bahkan ada yang tidak bisa sama sekali pun kami tetap menerima dan memaklumi kondisi tersebut. Kami tidak ingin siswa baru masuk nanti belajar tanpa ada kebutuhan dalam kelas, seperti papan tulis, meja, kursi, yang mendesak untuk dipakai dalam proses belajar mengajar,” tuturnya.

Permintaan sumbangan tersebut, lanjutnya, terpaksa dilakukan karena pengadaan yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) belum mencukupi. Tahun ini, kata Syamsu, pengadaan meubiler dari dana BOS hanya dianggarkan sejumlah Rp60 juta.

“Dana BOS tahun ini ada Rp60 juta untuk meubiler, tapi tidak mencukupi pembelian meubiler sejumlah siswa baru, dan sudah digunakan untuk kebutuhan meubiler gedung yang sangat mendesak, sehingga dana BOS tidak bisa meng-cover semuanya,” ungkapnya lagi.

Syamsu mengaku sangat berterima kasih kepada para orang tua siswa, yang turut berpartisipasi dalam peningkatan mutu madrasah melalui Komite Madrasah, sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Agama RI nomor 16 tahun 2022 tentang Komite Madrasah, yakni orang tua atau wali, pemerintah, pelaku usaha, badan usaha, atau lembaga non pemerintah bersama-sama mendukung peningkatan mutu dan pelayanan madrasah.

“Saya sangat berterimakasih kepada orang tua siswa yang turut berpartisipasi. Jika ada orang tua siswa yang merasa berat atau tidak mampu, silakan konsultasi dengan kami di Madrasah untuk sama-sama kita carikan solusi terbaik,” pungkasnya. IEA

Pos terkait