Masjid Raya Ditarget Tuntas April 2025

Kondisi terkini pembangunan Masjid Raya Sulteng, yang direncanakan tuntas pada April 2025 mendatang. FOTO: DOK. DINAS CIKASDA SULTENG

PALU, MERCUSUAR – Pada bulan April 2025 mendatang, warga Sulteng akan memiliki Masjid megah, yang berdiri di atas lahan seluas 4 hektare.

Perkembangan pembangunan Masjid Raya Sulteng yang menelan biaya hingga Rp363 miliar tersebut, kata Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (Cikasda) Sulteng, Andi Ruly Djanggola, saat ini telah mencapai sekira 43 persen.

“Sebenarnya, proses pembangunan Masjid Raya Sulteng ini akan tuntas pada sekitaran akhir tahun 2024, atau Desember mendatang. Memang kontrak awalnya itu 20 Oktober 2023 lalu. Seiring berjalannya waktu, ada penyesuaian desain-desain, di mana waktu banyak tersita di bagian struktur bawah atau tiang pancang. Di dalam proses ini, PT Pembangunan Perumahan (PP) sebagai perusahan yang membangun, memiiki kehati-hatian dalam menghitung struktur tanah, sehingga ada yang berubah. Sehingga desainnya pun berubah. Kami juga didampingi ahli struktur dari Untad, dan semua pihak menyetujui,” urai Ruly kepada media ini, di Palu, Rabu (30/10/2024).

Ruly menambahkan, kedalaman tiang pancang tidak ditambah atau diubah, akan tetapi tulangan beton yang diperkuat. Akibat dari keputusan itu, proses pembangunan mengalami penundaan hampir mencapai tiga bulan. Maka dari itu, PT PP meminta kompensasi akibat dari penundaan selama tiga bulan tersebut.

Menurutnya, hal itu sudah diatur dalam kontrak kerja sama, bahwa karena tertundanya pekerjaan bukan karena kesalahan penyedia, maka penyedia berhak diberikan kompensasi waktu. Dalam prosesnya, pihak Pemda dan PT PP melakukan negosiasi untuk mencari tahu lebih detail terkait persoalan kompensasi karena adanya penundaan. Sehingga tidak serta merta penundaan tersebut dilakukan sepihak.

“Belum lagi material yang digunakan, sebagian besar disuplai dari luar daerah yang memiliki kualitas terbaik, sehingga melewati ekspedisi laut kemudian diantar menggunakan kontainer. Namun, proses itu hanya soalan teknis saja, tetapi kami tetap mengusahakan secepatnya dan tepat waktu untuk menuntaskan pembangunan Masjid besar ini, yang memang sudah direncanakan tiga tahun lalu,” tutur Ruly.

Ia menggambarkan kemegahan Masjid Raya Sulteng, yang disebut dapat menampung hingga sekira 10.000 jemaah di lantai dua. Sementara lantai satu atau ground floor (GF) akan digunakan untuk fasilitas pengelola Masjid, perpustakaan, museum sejarah Masjid di Tanah Kaili, gedung pertemuan. Akses menuju lantai dua akan dilengkapi lift dan tangga.

“Bukan hanya itu, kami juga akan mempercantik Masjid dengan kubah yang cukup besar, dengan bentangan seluas 99 meter. Kemudian diperkuat dengan space frame tanpa menggunakan tiang penopang di tengah, sehingga plafonnya mengikuti kontur kubahnya. Maka nuansa kemegahan akan terlihat pula di dalam Masjid,” bebernya.

Ruly mengungkapkan optimismenya, karena pembangunan Masjid termegah pertama di Sulteng tersebut, menjadi salah satu prioritas bagi Pemerintah Provinsi Sulteng untuk segera diselesaikan. MBH

Pos terkait