PALU, MERCUSUAR – Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Kota Palu, akhir pekan lalu menggelar ramah tamah pimpinan bersama para wali santri kelas IX, yang bertujuan untuk mempererat ukhuwah antara pimpinan MBS Palu, wali santri dan santri kelas IX.
Pada kesempatan tersebut, Direktur MBS Kota Palu, Muh. Syaltut menyampaikan role plan pengembangan ponpes tersebut.
Salah satunya, yakni MBS Palu telah membuka pembelajaran tingkat SMA. Terkait hal itu, MBS bersama Majelis Pendidikan dan Menengah (Dikdasmen) Muhammadiyah Sulteng dan akademisi Universitas Muhammadiyah Palu, telah melaksanakan lokakarya pada bulan Ramadan lalu dalam hal pengembangan kurikulum di tingkat SMP dan SMA.
“Oleh karena itu, MBS telah beralih kewenangan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Palu ke Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulteng, melalui Majelis Dikdasmen,” kata Syaltut, Selasa (23/5/2023).
Saat ini pula, lanjut Syaltut, MBS sedang menjalani tahapan mu’adalah atau akreditasi dengan Universitas Islam Madinah (UIM) Arab Saudi, yang salah satu persyaratannya adalah perlu ada status lahan yang legal atau bersertifikat dengan bahasa Arab.
“Olehnya itu, kami bersama Lazismu Sulteng mengembangkan pembebasan lahan di sekira jalan Soekarno-Hatta lorong Bukit Zaitun Kelurahan Talise Valangguni, yang calon donor pembangunannya dari Australia,” ungkap Syaltut.
Selain itu, MBS Palu juga tengah menyiapkan dua orang tenaga pendidik, masing-masing Alumnus Pascasarjana UIM Saudi Arabia, dan dari Universitas Internasional Islam Afrika di Sudan.
Untuk mewujudkan berbagai program tersebut, kata Syaltut, diperlukan dukungan dari seluruh pihak terkait. Oleh karena itu, pada periode Direktur 2023—2027, pihaknya mengusung tema kolaborasi menuju MBS Berkemajuan.
“Untuk penguatan ekonomi mandiri, MBS Palu juga telah membangun komunikasi dengan Muhammadiyah Sigi, untuk mengembangkan potensi sektor pertanian di Palolo, dan peternakan penggemukan sapi di Sidera,” pungkasnya. IEA