MBS Palu Wisuda Al-Qur’an 11 Santri

PALU, MERCUSUAR – Sebanyak 11 santri Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Kota Palu mengikuti wisuda Al-Qur’an, yang dirangkaikan dengan pelantikan Pembantu Pimpinan MBS Kota Palu, akhir pekan lalu.

Direktur MBS Kota Palu, Muhammad Syaltut dalam sambutannya menyampaikan MBS Kota Palu mengembangkan dua program, sebagai pangsa pasar pendidikan yang sedang dibentuk dan dipola saat ini.

Yakni Santri MBS Kota Palu harus memiliki kualifikasi mampu bersaing menempuh pendidikan di Timur Tengah. Olehnya, MBS Kota Palu sedang melaksanakan proses akreditasi Universitas Islam Madinah (UIM) Arab Saudi, dan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.

Selanjutnya, MBS Kota Palu pada jenjang SMA akan mengembangkan pembelajaran kitab klasik dengan penguatan dasar bahasa Arab dan Inggris. Lalu, peningkatan target hafalan Al-Qur’an oleh para santri hingga 20 juz dan menguasai 8 juz tanya jawab agama dan Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, dengan istimbatul hukum pendekatan manhaj tarjih Muhammadiyah.

“Olehnya, MBS Palu akan Melakukan MoU dengan pihak Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta,” kata Syaltut.

Pada kesempatan itu, Wali Santri yang memberikan kesan dan pesan, Mahmud Abdullah menuturkan, pihaknya menitipkan anak-anaknya di lingkungan Muhammadiyah dengan kegiatan pendidikan selama 24 jam dengan sistem boarding school.

“Harapannya, anak-anak kami dilatih karakter pejuang, dididik sabar, disiplin dan konsisten atau istiqamah,” kata Mahmud.

Selain pendidikan formal, kegiatan santri juga diisi dengan pengembangan keterampilan ekstrakurikuler seperti panahan, robotik, kepanduan, keorganisasian, seni beladiri tapak suci hingga kewirausahaan. 

Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sulteng, Dr H. Mustamin Idris menyampaikan, ada beberapa kajian yang melatarbelakangi pihaknya dalam mengembangkan MBS Kota Palu.

Di antaranya, mengupayakan penerapan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan kader Muhammadiyah Sulteng. Menurutnya, pola pendidikan MBS Kota Palu selama 6 tahun yang dibangun saat ini merupakan hal yang penting, untuk menanamkan nilai-nilai karakter positif melalui pembiasaan.

“Pendidikan saat ini harus dengan metode pendekatan konstruktivisme, artinya bagaimana seorang peserta didik membangun ilmunya sendiri, sehingga pengetahuan itu menjadi dasar yg kuat untuk berpijak, mandiri dalam membangun akhlaknya dan ibadahnya. Olehnya, harapan kami agar seluruh santri terus menjaga hafalannya dibantu pengawalan orang tua, karena anak yang sudah memiliki hafalan ini adalah aset dunia dan akhirat,” tutur Mustamin. IEA

Pos terkait