PALU, MERCUSUAR – Ratusan massa dari puluhan organisasi masyarakat (ormas), organisasi pemuda, organisasi perempuan, organisasi mahasiswa dan pelajar, menggelar aksi damai bertajuk Aksi Bela Palestina, di bundaran tugu nol kilometer Kota Palu, Jumat (17/11/2023).
Dalam aksi yang diinisiasi Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Sulteng tersebut, massa mengajak seluruh warga Indonesia, khususnya warga Kota Palu untuk turut serta mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina yang saat ini sedang dijajah oleh Israel. Terutama, peduli terhadap tindakan agresi Israel di Gaza hingga saat ini.
Salah seorang orator dari Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Sulteng, Mafas, menegaskan bahwa mendukung perjuangan bangsa Palestina lepas dari penjajahan Israel, merupakan kewajiban masyarakat Indonesia, karena merupakan amanat konstitusi, khususnya yang tercantum pada Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
“Amanat konstitusi kita jelas menyatakan di dalam Pembukaan UUD 1945, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Maka ini yang kita perjuangkan sebagai rakyat Indonesia yang patuh dengan konstitusi, kita menolak segala bentuk penjajahan, menolak segala bentuk kolonialisme, termasuk yang terjadi hari ini di Palestina,” tegas Mafas dalam orasinya.
Selain itu, Mafas juga menegaskan alasan mendukung upaya kemerdekaan Palestina, adalah karena alasan persaudaraan. Ia mengutip salah satu hadis Nabi Muhammad SAW, yang menyatakan bahwa antara Muslim yang satu dengan lainnya adalah bersaudara.
“Pertanyaannya, sudah kah kita peduli dengan rakyat Palestina? Kami hadir di sini, sebagai bentuk kepedulian,” tandasnya.
Dalam aksi damai tersebut, secara bergantian tokoh-tokoh masyarakat dan ormas menyampaikan orasi kemanusiaan mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, serta mengutuk tindakan Israel.
Salah seorang tokoh yang didaulat menyampaikan orasi, adalah Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Sulteng, Hj. Wiwik Jumatul Rofiah.
Dalam orasinya, Bunda Wiwik, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa yang terjadi di Palestina bukan merupakan sentimen agama, tetapi bencana kemanusiaan. Sejak Israel menyatakan deklarasi perang pada 7 Oktober 2023, saat ini telah tercatat 11 ribu lebih korban tewas, yang 4-5 ribuan adalah anak-anak bahkan bayi.
“Ini adalah genosida yang secara terbuka dilakukan oleh Israel, dan mayoritas bangsa seperti tidak mampu melakukan upaya untuk menghentikan serangan brutal bangsa teroris Israel,” tegas Wiwik.
TERKUMPUL DONASI LEBIH Rp20 JUTA
Selain menyampaikan orasi kemanusiaan, Aksi Bela Palestina yang digelar di bundaran tugu nol kilometer Kota Palu juga mengumpulkan donasi dari para pengguna jalan yang melintas.
Ketua PW Salimah Sulteng, Sumiaty mengatakan, selama aksi damai yang digelar sejak usai salat ashar hingga jelang magrib tersebut, terkumpul donasi sekira Rp21 juta.
Sebelum melakukan aksi damai, terlebih dahulu dilaksanakan salat gaib dan zikir serta penggalangan donasi, di Masjid Agung Baiturrahim Kota Palu.
“Alhamdulillah, terkumpul Rp21 juta lebih dari penggalangan yang dilakukan selama aksi. Pada aksi penggalangan di Masjid Agung, juga terkumpul donasi Rp8 juta lebih,” kata Sumiaty. IEA