SIGI, MERCUSUAR – Moh Irwan dilantik oleh Ketua Majelis Wilayah (MW) Sulteng Mulhanan Tombolotutu sebagai Ketua Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Sigi periode 2022-2027, bertempat di salah satu pemancingan di Desa Kotapulu, Kecamatan Dolo, Rabu (12/10/2022).
Selain pelantikan pengurus MD KAHMI Kabupaten Sigi juga dirangkaikan dengan pelantikan Majelis Daerah Forum Alumni HMI-Wati (MW Forhati) Sigi.
Sementara pelantikan pengurus FORHATI Sigi dilakukan oleh Ketua FORHATI Sulteng Rostiati Dg. Rahmatu.
Moh Irwan usai dilantik sebagai Ketua MD KAHMI Sigi, mengatakan Korps Alumni HMI adalah wadah perjuangan.
“Di KAHMI merupakan wadah perjuangan yang berkaitan dengan anggaran dasar yang sudah ditetapkan KAHMI itu sendiri,” ujarnya.
Kata dia, sebagai langkah awal pasca pelantikan adalah mencari dan membentuk Sekretariat MD KAHMI Kabupaten Sigi. Nantinya Sekretariat MD KAHMI Kabupaten Sigi akan berdampingan dengan Sekretariat FORHATI Sigi.
Kemudian setelah itu MD KAHMI Kabupaten Sigi segera melakukan Rapat Kerja (Raker) pertama pasca pelantikan.
Lanjutnya, MD KAHMI Kabupaten Sigi siap berpartisipasi dalam mensukseskan Musyawarah Nasional (Munas) KAHMI ke XI di Sulteng pada 24-28 Oktober 2022.
Sementara itu, Ketua Majelis Wilayah (MW) KAHMI Sulawesi Tengah Mulhanan Tombolotutu menyampaikan dua pesan dari Koordinator Majelis Nasional KAHMI.
Dalam konteks HMI tidak ada Bapak atau Ibu namun yang ada Adinda, Yunda, Abangda, Kakak dan Adik.
Hal tersebut selalu mempertemukan perbedaan-perbedaan ditempat lain.
“Jadi yang merekatkan itu adalah di Keluarga Hijau hitam ini, ada orang yang berbeda cara pandang dan berbeda pilihan-pilihan politik tetapi dipersatukan itu didalam hijau hitam keluarga besar KAHMI,” terangnya.
Kewajiban bagi KAHMI untuk merawat HMI itu sebab ini adalah sumber mata air dan sumber kader. Kedua adalah KAHMI sebagai tempat berhimpunnya para alumni.
Menurutnya para alumni ada birokrat, politisi, akademisi, bahkan ada pelaku-pelaku usaha.
“Ketika dia berkumpul maka yang diajarkan ketika di Latih Kepemimpinan (Lk) 1 sampai LK 3, bahkan diklat adalah menjadi seorang pemimpin. Pemimpin itu selalu mau instan dan ini problem tersendiri bagi kita,” tutupnya. AJI