MTsN 3 Kota Palu,Tempati Lokasi Baru, Masih Membutuhkan Perhatian 

HLL-ab14d13f
FOTO: Tampak suasana di salah satu akses masuk ke lokasi baru MTsN 3 Kota Palu, Selasa (23/8/2022). Madrasah tersebut direlokasi karena mengalami rusak berat akibat bencana likuefaksi pada 2018 lalu.///FOTO: IMAM EL ABRAR/MS

PALU, MERCUSUAR – Hampir 4 tahun sejak bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuefaksi menimpa Kota Palu dan sekitarnya pada 28 September 2018 lalu, Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 (MTsN 3) Kota Palu belum mendapatkan fasilitas memadai untuk mendukung proses belajar dan mengajar siswa.

MTsN 3 Kota Palu menjadi salah satu fasilitas madrasah yang terdampak langsung bencana likuefaksi, hampir 4 tahun lalu. Madrasah yang mulanya berada di jalan Dewi Sartika, Kelurahan Petobo, Kota Palu tersebut mengalami rusak berat, sehingga menyebabkan seluruh lingkungan madrasah tidak layak lagi untuk digunakan.

Selanjutnya, MTsN 3 Kota Palu menempati bangunan darurat untuk melanjutkan proses transfer ilmu kepada para peserta didik, sambil menunggu pembangunan kembali madrasah di lokasi berbeda.

Setelah kurang lebih 3 tahun beraktivitas dalam kondisi darurat, pada awal tahun ajaran baru 2022-2023, MTsN 3 Kota Palu mulai menempati lokasi baru dengan gedung-gedung baru bantuan dari Kementerian PUPR serta yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai bagian dari program rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.

Sekira dua bulan menempati lokasi baru, MTsN 3 Kota Palu masih menghadapi sejumlah persoalan, utamanya terkait beberapa fasilitas pendukung program pembelajaran di madrasah tersebut.

Kepala MTsN 3 Kota Palu, Hj. Zaenab Badjeber saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (23/8/2022) mengungkapkan, beberapa hal yang masih menjadi kendala dan memerlukan perhatian dari pihak-pihak terkait.

Di antaranya, masih belum adanya kelengkapan meubiler pada gedung-gedung yang dibangun oleh Kementerian PUPR, belum adanya akses listrik yang memadai, serta akses internet yang belum dapat tersambung untuk menunjang pembelajaran sekira 500 lebih peserta didik. Untuk sementara, madrasah tersebut masih menggunakan sambungan listrik darurat, yang bahkan padam sejak Jumat (19/8/2022) lalu.

“Listrik belum masuk dengan alasan tiang listriknya belum ada. Akses internet belum bisa masuk dengan alasan tiang juga. Karena listrik tidak ada, air juga tidak mengalir, karena kita di sini pakai mesin air. Kami pindah ke sini (lokasi baru) karena memang di madrasah darurat sudah tidak layak lagi,” tutur Zaenab.

Selain itu, ia juga mengeluhkan terkait kondisi akses jalan masuk ke madrasah tersebut, yang masih berupa tanah berbatu belum teraspal, sekira 300 meter dari simpang empat jalan Kebun Sari-H.M.Soeharto.

“Termasuk akses jalan, dimohon agar ini bisa segera ditindaklanjuti, ada perhatian pemerintah terhadap ini, karena menunjang proses pendidikan anak-anak bangsa,” ujar Zaenab.

Sementara itu, jadwal bus sekolah gratis yang disediakan pemerintah, Zaenab juga meminta agar dapat disesuaikan dengan jam belajar di MTsN 3 Kota Palu.

“Bus sekolah itu penjemputannya pagi sampai jam 12 siang, sementara kita di sini belajarnya sampai sore karena menerapkan 5 hari belajar,” ujarnya lagi.

Zaenab mengaku, ia telah menyurat ke beberapa pihak agar mendapatkan perhatian untuk membantu pemenuhan fasilitas penunjang tersebut. Di antaranya ke Kementerian PUPR serta Wali Kota Palu. Namun, kata dia, permohonan-permohonan tersebut belum ada tindak lanjut dari pihak-pihak terkait.

“Saya bahkan sudah 2 kali bertemu langsung dengan Wali Kota menyampaikan terkait jalan, listrik dan bus. Responnya katanya nanti akan ditindaklanjuti. Belum ada realisasi sampai sekarang. Ini semua demi kepentingan anak-anak bangsa, bukan urusan pribadi. Saya tidak akan berhenti berjuang untuk anak-anak ini,” pungkas Zaenab. IEA

Pos terkait