PALU, MERCUSUAR – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Prof. Zainal Abidin mengaku
Majelis Ulama Indonesia (MUI) memiliki fungsi untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Pelayanan tersebut bersifat kerohanian.
Demikian dikemukakan Ketua MUI Kota Palu, Prof Zainal ABidin merespon ajakan Kepala Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), Doni Monardo saat Rapat Koordinasi (Rakor) lengkap evaluasi tanggap darurat bersama Gubernur Sulteng, Longki Djanggola dengan para bupati dan wali kota di ruang Polibu kantor Gubernur, Kamis (17/01/2019).
Menurutnya, MUI secara kelembagaan akan terus memberikan motivasi secara kerohanian bagi warga korban gempa, tsunami, dan likuifaksi yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala (Pasigala) pada 28 September 2018 silam.
“Artinya, soal gempa, tsunami, dan likuifaksi terkait dengan soal kerohanian,” katanya.
Dijelaskannya, seseorang diberikan materi yang banyak, tapi kjika rohaninya juga tidak disentuh dengan sebaik–baiknya, maka ketidakpuasan akan muncul, serta putus asah juga hadir. Belum lagi jika korban tersebut kehilangan lapangan pekerjaan, dapat membuat orang hidup frustasi.
“Itulah yang saya katakan, baik diminta atau tidak diminta oleh BNPB majelis ulama juga sudah bekerja untuk memberikan semangat dan motivasi,” jelas Prof Zainal.
Ditambahkannya, terkait dengan mitigasi, selain bertawakal kepada Allah, perlu ada ikhtiar dan usaha untuk penyelematan diri.
Menurutnya, bencana apapun adalah kehendak Tuhan, tetapi Tuhan juga akan melihat ikhtiar dan usaha manusia sejauhmana usaha menyelamatkan diri sendiri, sambil berdoa kepada Tuhan. BOB