Negara Gagal Lindungi Warga dari MIT

Huisman Brant Toripalu

PALU, MERCUSUAR – Anggota DPRD Sulteng dari Fraksi PDIP, Huisman Brant Toripalu menilai negara gagal melundungi warga dari serangan kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Penilaian tersebut sebagaimana rilis yang diterima Mercusuar, Senin (17/5/2021).

Menurut Brant, operasi demi operasi terhadap perburuan anggota MIT yang selama ini membuat teror di tengah masyarakat di wilayah Kabupaten Poso, Sigi, dan Parigi Mouting (Parmout) telah memakan waktu puluhan tahun.

“Hingga saat ini belum menuntaskan persoalan MIT. Operasi demi operasi mulai dengan berbagai sandi mulai dari Camar Maleo, Tinombala, dan terakhir Madago Raya telah menelan biaya cukup besar masih belum juga bisa melumpuhkan anggota dan jejaring MIT,” ujar Brant.

Ditengah-tengah menguatnya isu penghormatan terhadap hak asasi manusia, masih terdapat orang yang berperilaku melawan nilai kemanusiaan.

Peristiwa duka yang dialami warga negara Indonesia di Desa Kalimago, lanjut Brant, adalah duka semua anak bangsa, duka Indonesia.

“Apalagi peristiwa yang memilukan ini terjadi ditengah pelaksanaan Operasi Madago Raya, sehingga  wajar jikalau kita beranggapan negara gagal melindungi segenap jiwa warga negaranya,” tandas politisi dari Dapil Poso, Morowali, Morowali Utara dan Tojo Unauna ini.

Indonesia menurut Brant, disegani oleh negara lain karena mempunyai berbagai pasukan khusus yang ada di tiga Matra TNI. Pasukan itu mempunyai kemampuan mumpuni.

“Melihat kondisi medan dan penguasaan wilayah oleh kelompok MIT yang telah puluhan tahun hidup di wilayah tersebut, maka penegakan hukum tidak cukup hanya dilakukan dengan operasi biasa seperti saat ini. Presiden sebagai kepala negara dan sebagai Panglima tertinggi TNI dan Polri demi Melindungi segenap jiwa dan tumpah darah Indonesia dapat melakukan operasi khusus dengan menerjunkan pasukan terlatih yang mampu bertahan hidup berbulan-bulan di hutan untuk melakukan perang melawan anggota MIT yg masih ada,” katanya.

“Harapannya secepat mungkin dilumpuhkan atau ditangkap dan dibawa kepengadilan untuk dimintai pertanggung jawaban atas perbuatan mereka,” tegas Brant.

Pascapembantaian dan perampokan yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Lembah Napu, Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, polisi masih menyisir dan memburu para pelaku. Warga setempat diimbau tetap tenang.

Dilansir dari iNews, Kabid Humas Polda Sulteng Didik Supranoto mengatakan, aksi teror yang dilakukan MIT Poso kali ini untuk menakut-nakuti warga di Desa Kalimago.

Dia mengimbau agar masyarakat tetap tenang mengingat Satgas Madago Raya sudah melakukan pengejaran dan penyisiran di sekitar wilayah Lembah Napu.

“Ini murni aksi teror yang dilakukan oleh MIT Poso. Tujuan teror itu untuk menakuti. Kalau kita takut, berarti tujuan teror itu berhasil,” kata Didik.

Dia menjelaskan lokasi kejadian berada di perkebunan dengan jarak diperkirakan 2 kilometer. Warga diimbau tidak panik, namun tetap waspada jika melakukan aktivitas di perkebunan.

Didik menambahkan, saat ini kondisi perkampungan di Desa Kalimago masih kondusif dengan penjagaan dari TNI/Polri. “Kalau ada orang-orang yang mencurigakan segera dilaporkan kepada aparat terdekat, baik itu TNI maupun kepolisian,” ujarnya.

MIT tak hanya membunuh keempat warga, tapi juga membawa kabur uang dan sembako dari rumah para korban.

Diketahui, empat petani di Desa Kalimago tewas dibantai dengan kondisi mengenaskan, Selasa (11/5/2021). Keempat petani yang diketahui berasal dari Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel), tewas dibunuh kelompok MIT Poso yang melakukan aksi teror di Lembah Napu, Kabupaten Poso. TMU/*

Pos terkait