SIGI, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi segera memperbaiki oprit Jembatan Kaleke yang menghubungkan Desa Kaleke, Kecamatan Dolo Barat dan Desa Maku, Kecamatan Dolo, yang runtuh.
“Untuk perbaikannya kami intruksikan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sigi,” tandas Bupati Sigi, Moh Irwan Lapatta pada wartawan Media ini usai memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tingkat Kabupaten Sigi di lapangan sepakbola Desa Ranteleda, Kecamatan Palolo, Kamis (2/5/2019).
Dijelaskan Bupati, runtuhnya oprit Jembatan Kaleke belum diketahui, apakah kualitas jembatan atau tergerus air sungai. Olehnya, tntuk memastikan penyebab runtuhnya oprit, maka harus dilakukan peninjauan di lokasi.
“Saya sudah lihat sendiri bahwa kondisinya sudah turun. Salah satu penyebab runtuhnya oprit adalah keberadaan penambangan pasir di wilayah itu,” ujar Bupati.
Menurut Bupati, ia sudah sering menyampaikan pada saat rapat dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun rapat dengan masyarakat, soal dampak penambangan pasir liar. Namun penambangan pasir masih tetap beraktivitas.
Untuk penertiban penambangan pasir liar di Sigi khususnya di seputaran Sungai Miu, Pemkab Sigi akan bekerjasama dengan TNI/Polri. Sebab jika tidak ditertibkan, penambangan liar di Sigi akan terus berlangsung.
Ditambahkannya, penambangan liar di sekitar Jembatan Kaleke hanya sebagian, mengingat masih banyak penambangan pasir liar di Sigi.
“Setiap penambangan yang dikomersilkan harus dikenakan retribusi,” tandas Bupati.
Diketahui, Jembatan Kaleke merupakan jalan utama menuju pusat pemerintahan Kabupaten Sigi bagi warga yang berada di Kecamatan Dolo Barat dan Dolo Selatan. Apabila jembatan tersebut rusak, maka masyarakat di dua kecamatan itu harus memutar lewat jembatan Kalukubula, Sunju dan Binangga (Kasubi) atau lewat Desa Simoro, Kecamatan Gumbasa jika menuju pusat pemerintahan. AJI