PALU, MERCUSUAR – Panitia pelaksana Open Water Sport Festival (OWSF) 2022 memastikan kegiatan yang akan digelar di kawasan wisata Pantai Tanjung Karang Donggala pada tanggal 3-4 Desember 2022 siap digelar.
Pada presscon dengan sejumlah wartawan di Kantor KONI Sulteng, Kamis (1/12/2022) siang, Ketua panitia pelaksana, Kombes Pol Indra Rathana menjelaskan calon peserta telah melakukan konfirmasi kehadiran di ajang yang diinisiasi Polairud Polda Sulteng bersama KONI Sulawesi Tengah ini.
“Open Water Sport Festival ini adalah upaya kami untuk mempromosikan kembali objek wisata di Sulawesi Tengah, dengan berbagai lomba yakni fotografi bawah air yang diikuti 30 peserta berlisensi internasional dan Open Water Swimming 1000 meter dan 3000 meter dengan Fin dan tanp Fin. Jenis lomba foto pakai kamera pocket, DSLR, makro dan compact. Sedangkan lomba observasi bawah air masih bersifat eksebisi. Sudah ada 30 peserta lomba fotografi dan 25 atlet open swimming yang mendaftar dan kita harapkan akan bertambah lagi,” terang Indra.
Sementara itu, Ketum KONI Sulteng, Nizar Rahmatu yang juga hadir pada presscon tersebut menjelaskan lomba OWSF untuk menyemarakkan kembali olahraga air di Sulawesi Tengah, yang menurutnya begitu banyak atlet berpotensi.
“Tidak terlibatnya pengprov POSSI Sulteng sehingga ada anak Donggala yang punya potensi dengan nilai di atas rata-rata tidak tercover ikut pra PON, yang seharusnya (kalau ikut) bisa mendapat emas di cabor Open Swimming,” ujarnya.
Nizar menambahkan, peserta lomba fotografi bawah laut semuanya berkelas intrernasional, yang punya komunitas di berbagai negara. Sehingga diharapkan hasil dari foto maupun video biota bawah laut mereka bisa dimanfaatkan untuk promosi wisata di Sulawesi Tengah.
Sekaitan hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah, Diah Agustiningsih menyebut untuk membangun sektor pariwisata dibutuhkan multi stakeholder.
Melalui OWSF tersebut, kata Diah, jadi kesempatan untuk mengeksplor semua keindahan yang ada di bawah laut dan kekayaan hayatinya yang selama ini jarang dikatahui. OWSF tersebut, lanjut Diah bisa dijadikan konten-konten untuk promosi Sulteng.
“Kalau bicara tentang keindahan bawah laut di daerah kita sepertinya memang tidak ada duanya, cuma kita butuh lebih banyak eksplor dengan kegiatan-kegiatan seperti OWSF ini, supaya diketahui yang memang ruang pasar kita ada di Eropa dan Amerika,” ucap Diah.
Isu buaya di perairan laut Teluk Palu yang dikhawatrikan mengganggu aktivitas peserta, disikapi serius panitia pelaksana OWSF.
“Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengamankan area lokasi. Perlu diketahui, munculnya buaya itu tidak setiap saat, dan habitat buaya itu hanya di sepanjang muara sungai. Kita akan survei, kita akan jaga, karena ada beberapa alat mengusir buaya yang kita punya,” terang Indra Rathana. CLG