PALU, MERCUSUAR – Kondisi pandemi COVID-19 yang melanda berbagai daerah termasuk Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), disebut tidak berpengaruh besar pada aktivitas di sektor perikanan tangkap. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng, Yohanis Riga, di ruang kerjanya, Selasa (22/9/2020).
Disebutkan Yohanis, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan keluhan dari nelayan terkait kendala aktivitas akibat pandemi COVID-19. Utamanya nelayan-nelayan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) yang berkoordinasi dengan DKP Sulteng, yakni PPI Donggala, PPI, Pagimana, PPI Banggai Laut, PPI Paranggi dan PPI Ogotua.
“Kalau soal selama pandemi, sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap nelayan,” kata Yohanis.
DKP Sulteng, kata Yohanis juga telah mendapatkan surat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, yang meminta informasi terkait dampak pandemi terhadap sektor perikanan tangkap di Sulteng. Namun ia mengungkapkan, pihaknya tidak mendapatkan keluhan dari nelayan terkait hal itu.
“Kalau soal harga ikan di pasar, informasi yang kami dapatkan itu cenderung stabil. Kita juga pernah mendapat surat dari Kementerian terkait kondisi nelayan selama pandemi. Setelah kita cari informasi, tidak terlalu berdampak,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, keluhan para nelayan sampai saat ini masih seputar kondisi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan mereka terhalang untuk berlayar.
“Yang mereka sampaikan masalah terkait cuaca ekstrem saja,” imbuhnya.
Jika cuaca normal, kata Yohanis, banyak nelayan asal Sulteng yang bahkan dapat menjual hasil tangkapan ikannya hingga ke wilayah Kalimantan.
“Nelayan kita di Donggala, banyak yang jual ikannya sampai ke Kalimantan seperti ke Bontang. Mereka, kan, berlayar di Selat Makassar, dapat hasil lalu dibawa ke Kalimantan,” tandas Yohanis. IEA