Pasca Tewasnya Ali Kalora, Tokoh Agama Berharap Aksi Teror Bisa Segera Berakhir

HLL-a403745e

POSO, MERCUSUAR – Kontak tembak antara Satgas Madago Raya dengan kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) yang terjadi di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, pada Sabtu (18/9/2021) sekitar pukul 18.15 wita, berhasil melumpuhkan dua orang DPO yang selama ini diburu. Dua korban tewas dari kelompok MIT dalam kontak tembak tersebut salah satunya adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora, yang dikenal sebagai pimpinan MIT Poso. Sedangkan korban tewas lainnya adalah Ikrima alias Jaka Ramadhan. Keduanya mengalami luka tembak dibagian kepala setelah kontak tembak dengan Satgas Madago Raya.

Menyikapi peristiwa tersebut, Ketua Komisariat Daerah (Komda) Alkhairaat Poso, Ustaz Ibrahim Ismail menyatakan, tewasnya pimpinan MIT Poso tentu merupakan sebuah langkah maju yang dilakukan aparat keamanan, dalam rangka menciptakan situasi Kabupaten Poso yang tenteram dan aman.

“Pertama saya ingin mengucapkan Innnalillahi wainna ilaihi rojiun. Siapapun kita sebagai manusia biasa pasti akan kembali kepada Nya hanya saja tentu dengan jalan yang berbeda,” ujarnya.

Ia pun berharap agar aksi-aksi terror yang selama ini terjadi di wilayah Kabupaten Poso bisa segera berakhir dan pergi dari Bumi Sintuwu Maroso.

“Kita semua sebagai masyarakat tentu ingin hidup aman dan damai. Tidak ada lagi kasus kasus teror yang meresahkan. Terlepas dari apapun bentuk keyakinan mereka. Yang pasti kita semua sudah sepakat bahwa semua aksi teror menjadi musuh bersama dan harus dilawan. Apa yang dilakukan aparat keamanan yang berhasil melumpuhkan para DPO, tentu merupakan sebuah langkah maju, dalam mewujudkan kondisi keamanan yang paripurna di Bumi Sintuwu Maroso,” ujar Gus Im sapaan Ustaz Ibrahim Ismail, saat dihubungi, Minggu (19/9/2021).

Kendati begitu, satu hal yang tentu menjadi kerja berat dan patut diwaspadai selanjutnya bagi masyarakat dan juga aparat keamanan kata Gus Im, adalah mereka yang hingga saat ini belum tertangkap serta oknum-oknum yang masih mendukung atau bersimpatik dengan kelompok tersebut.

“Dan ini tentu bukan semata mata  menjadi tugas aparat keamanan, namun juga masyarakat secara keseluruhan dalam menyikapi situasi yang ada. Artinya sudah harus ada sikap tegas, bahwa apa yang dilakukan kelompok tersebut adalah sebuah penyimpangan. Karena kita semua tentu inginkan, tidak ada lagi aksi-aksi kekerasan yang terjadi. Olehnya kita berharap agar mereka yang belum berhasil ditangkap, bisa segera menyerahkan diri,” tambahnya.

Alkhairaat sendiri kata Gus Im, pada prinsipnya tidak lagi mempersoalkan soal keyakinan kelompok tersebut. Sebab telah ada kesepakatan dari para tokoh agama, bahwa apa yang dilakukan kelompok tersebut merupakan sebuah penyimpangan, sehingga menjadi musuh bersama.

“Intinya sebagai salah satu ormas yang ada, kami hakekatnya menginginkan agar kasus yang terjadi dalam perburuan teroris ini, tidak lagi berkepanjangan. Masyarakat Kabupaten Poso dan Sulteng pada umumnya ingin hidup aman, tertib dan damai, tidak ada lagi aksi aksi teror dan kekerasan yang meresahkan dan mengganggu aktifitas masyarakat,” pungkas Gus Im yang baru saja menjabat Ketua Komda Alkhairaat Poso itu. ULY

Pos terkait