DONGGALA, MERCUSUAR – Kunjungan wisatawan lokal di lokasi wisata air terjun Loto, yang terletak di Desa Loli Tasiburi, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala meningkat tajam saat hari libur Lebaran.
Salah seorang pengelola, Arti, ditemui di lokasi wisata, Rabu (26/4/2023) mengakui, pengunjung diperkriakan meningkat 10 kali lipat dibanding pada hari biasa. Menurutnya, jika melihat dari pengalaman tahun sebelumnya, biasanya lonjakan pengunjung terjadi selama sepekan pascalabaran Idulfitri.
“Peningkatan sangat signifikan sekali. Selain berasal dari Kota Palu dan Donggala, pengunjung di sini ada juga datang dari Pasangkayu, Mamuju dan bahkan Sulawesi Selatan. Kami perkirakan dalam sehari ini sekitar 1.500 orang yang berkunjung,” sebut Arti, Rabu (26/04).
Menurutnya, rata-rata pengunjung adalah keluarga. Karena selain menyajikan air terjun, wisata tersebut juga menyajikan kolam renang bagi keluarga. Hanya saja, untuk wisata kolam renang pihaknya melakukan pengawasan ketat dalam segi pengamanan, khususnya kepada anak-anak.
Pihak pengelola bahkan mengimbau orang tua untuk melakukan pengawasan ketat kepada anak-anak, karena kolam tersebut memiliki kedalaman 1,5 meter.
Arti menyampaikan, demi menarik minat pengunjung, pihaknya mengutamakan pelayanan prima. Terutama terkait keamanan, kebersihan dan bahkan tarif dari pengunjung.
“Pengunjung yang bawa motor hanya kami bebankan Rp2.000 uang masuk plus parkir kendaraan. Keluarga yang bawa mobil Rp5.000 saja. Begitu juga kalau masuk kolam, yang dewasa Rp5.000 per orang, anak-anak Rp2.000 per orang,” terangnya.
Salah seorang pengunjung asal Kota Palu, Ebon, mengaku tertarik berwisata di Air Terjun Loto, karena beberapa faktor. Yakni, jaraknya yang sangat dekat, alamnya masih alami dan tarif masuk sangat terjangkau.
“Suasana wisatanya masih sangat alami dan tarif masih juga masih cukup murah,” akunya.
Hanya saja, ia memberi saran, agar Pemerintah Desa setempat menambah kecantikan tempat wisata tersebut. Ia juga meminta Pemerintah Kabupaten untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur, terutama akses jalan.
“Pemerintah Desa harus berusaha untuk mengajukan perbaikan akses jalan menuju tempat wisata, dan Pemerintah Kabupaten juga harus responsif. Karena ini menyangkut peningkatan ekonomi warga setempat,” tegas Ebon.
Menimpali itu, Arti yang juga tokoh masyarakat setempat, mengaku sudah mengajukan permohonan peningkatan pembangunan infrastruktur jalan kepada pemerintah kabupaten.
“Jalan rusak menuju lokasi wisata sekitar 1.000 meter. Insyaallah, tahun ini melalui PUPR akan melakukan pengaspalan bertahap. Direncanakan tahun ini masih 500 meter dulu yang diaspal. Semoga tahun depan semua sudah teraspal,” tandas Arti. RES