PAUD Parmout Menuju Holistik Integratif

index

PARMOUT, MERCUSUAR – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Parigi Moutong (Parmout)saat ini menuju holistik integratif. 

PAUD holistik integratif adalah pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam, meliputi berbagai aspek fisik dan non fisik termasuk mental, emosional dan sosial. 

Demikian disampaikan Bunda PAUD Kabupaten Parmout, Drs Hj Noor Wachidah Prihartini S Tombolotutu saat pelantikan pengurus P2TP2A, Ketua TP-PKK Kecamatan dan Pengukuhan Bunda PAUD Kecamatan yang dirangkaikan dengan penandatanganan MoU mitra P2TP2A di lantai II Kantor Bupati Parmout, Selasa (16/7/2019).

Menurut Noor Wachidah, konsep PAUD holistik integratif juga meliputi pengembangan karakter, pengembangan aspek moral dan menekankan layanan kesehatan dan gizi serta stimulasi. 

Olehnya, ia berharap pada Bunda Paud Yang telah dikukuhkan untuk memperhatikan pemberian makan tambahan berkualitas, sehingga bermanfaat bagi anak usia dini. 

Selain itu, ia juga mengimbau pada Bunda PAUD Kecamatan se-Kabupaten Parmout untuk memperhatikan pengelolaan makanan tambahan, karena anggarannya bersumber dari Anggaran Dana Desa (ADD). 

“Tolong Bunda PAUD untuk mengawasi dan berperan serta menghitung makanan makanan anak usia dini, karena ini memakai Dana Desa,”Pintannya.

Lanjut Noor Wachidah,  tujuan PAUD holistik integratif untuk memenuhi lima pilar hak anak. Mulai dari hak anak untuk terhindar dari penyakit. serta hak terpenuhi kecukupan gizi agar dapat bereksplorasi dan mengembangkan kemampuan otaknya dengan maksimal. 

Selain itu, anak juga perlu distimulasi sedini mungkin, mendapatkan pengasuhan yang baik, serta hak mendapatkan perlindungan dari kekerasan fisik dan psikologis. “Kelima pilar inilah yang disebut pengembangan PAUD holistik integrative,” tuturnya. 

KASUS STUNTING TERTINGGI

Pada kesempatan itu, ia juga mengungkapkan bahwa Parmout tertinggi dalam kasus Stunting, padahal Parmout bukan daerah miskin

“Saya heran, kenapa kita dikatakan Stunting padahal wilayah kita bukan wilayah miskin. Mungkin ini hanya persoalan kesalahan data administrasi dan prosedurnya saja. Kita harapkan OPD terkait serta lembaga yang mempunyai peran terhadap ini bisa menyelesaikannya,” ujarnya. 

Masih kata Noor Wachidah, Parmout telah memiliki PAUD satu Desa satu PAUD tersebar di seluruh wilayah kecamatan, Olehnya ia meminta pada Bunda PAUD, TP-PKK dan dasa wisma sampai ke desa dan kelurahan untuk memfokuskan pada penanganan stunting.

“Penanganan stunting tolong difokuskan terutama sampai pada kegiatan dasa wisma, karena dasa wisma harus sudah memiliki kader pangan. Kader pangan nantinya yang akan mensosialisasikan B2SA kepada PAUD,” tutupnya. TIA

 

Pos terkait