BUNGKU, MERCUSUAR – Pemadaman listrik bergilir yang diterapkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bungku, yang telah terjadi beberapa hari ini, di sebagian wilayah Kabupaten Morowali, menyebabkan aksi demonstrasi oleh kelompok masyarakat yang menamai dirinya Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Morowali (AMM), Senin (15/11/2021). Aksi tersebut diikuti mahasiswa, organisasi kemahasiswaan dan warga yang turut prihatin terhadap pedaman listrik di Morowali. Mereka berganti-gantian menyuarakan pendapatnya di depan Kantor Bupati Morowali.
Koordinator aksi, Fikri mengatakan, Kabupaten Morowali saat ini menjadi salah satu kabupaten yang terkenal tidak hanya di level nasional, tapi juga di internasional, dengan kekayaan alam yang memiliki kualitas terbaik nomor satu di Asia Tenggara, sehingga hal inilah yang menunjang pertumbuhan ekonomi di kabupaten Morowali menjadi tertinggi di Provinsi Sulteng. Namun kata dia, kondisi kelistrikan yang ada di Kabupaten Morowali saat ini, seakan kontras dengan kekayaan alam yang ada di kabupaten tersebut.
“Selama pemadaman yang kita rasakan saat ini di Kabupaten Morowali, masyarakat selaku konsumen utama penguna listrik telah dirugikan, pemadaman listrik bergilir di Kabupaten Morowali masih saja terus dilakukan oleh PLN ULP Bungku, dengan berbagai alasan, hal itu membuat masyarakat geram karena kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama, bahkan sampai saat ini, terhitung dari Oktober 2020 sampai dengan November 2021, adanya pemadaman listrik tersebut tentunya telah banyak merugikan konsumen dari segi aktivitas perekonomian, usaha, pendidikan, hingga buruh bangunan,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang demonstran, Asbal Rasyid mengatakan, mereka ingin menyampaikan keluh-kesahnya terhadap pemadaman listrik di Morowali, sebab hal itu berdampak pada usaha masyarakat.
“Sedangkan kami di bagian Kecamatan Bungku Selatan dan Menui Kepulauan belum pernah teraliri listrik. Kadang kami bertanya, apakah kami masih bagian dari Kabupaten Morowali,” ucap Asbal emosional.
Para pendemo tertahan di depan pintu gerbang Kantor Bupati. Petugas keamanan kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tampak berjaga-jaga di depan pintu gerbang dan di dalam halaman kantor untuk mengantisipasi massa masuk ke areal kantor. Massa tertahan beberapa jam sebelum akhirnya membakar ban bekas di tengah jalan.
“Kami hanya ingin bertemu dengan pemimpin kami,” kata Asbal lagi.
Asisten I Pemerintah Kabupaten Morowali, Rizal, tampak mendatangi massa dan melakukan diskusi dengan perwakilan demonstrasi. Ia menyampaikan Bupati Morowali, Wakil Bupati Morowali dan Sekretaris Daerah tidak ada di tempat.
Beberapa jam bertahan, massa aksi akhirnya melanjutkan demonstrasinya ke Kantor PLN Bungku dan terakhir di DPRD Kabupaten Morowali. Di tempat itu, massa diterima Sekretaris Dewan (Sekwan), Ruhban dan Asisten I Pemkab Morowali, Rizal sementara tak satupun anggota DPRD Kabupaten Morowali yang hadir saat itu.
Dalam kesepakatannya antara pendemo, pemkab dan Sekwan, akan dilakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) hari Kamis, (18/11/2021) di Sekretariat DPRD. INT/BBG