PARMOUT, MERCUSUAR – Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong (Parmout) membangun kampus Politeknik Kesehatan (Poltekkes) di wilatayh Kecamatan Tonombo mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Hal itu dikatakan Bupati Parmout, H Samsurizal Tombolotutu setelah melakukan pertemuan bersama Direktur Poltekkes Mamboro Palu, Nasrul SKM M.Kes dan Wakil Direktur II Poltekkes Mamboro, Amsal SKM
Menurut Bupati, saat ini wilayah Kabupaten Parmout sangat membutuhkan tenaga kesehatan. Olehnya itu, ia ingin mendirikan Poltekkes yang dapat menyalurkan tenaga kesehatan yang terampil dan ahli di bidangnya.
“Saya berharap anak-anak daerah di Kabupaten Parigi Moutong khususnya mereka yang berada di wilayah Kecamatan Tinombo,” tuturnya.
Keberadaan Poltekkes itu, sambung Bupati, agar nantinya anak-anak dapat melanjutkan sekolahnya di politeknik tersebut, sehingga saat lulus mereka dapat bekerja dan mengabdikan keahlian mereka untuk daerah tersebut. “Anak-anak yang melanjutkan (sekolah di Poltekkse) nantinya akan diberikan beasiswa pendidikan,” kata dia. “Nantinya mereka yang sudah terdaftar sebagai mahasiswa di Politehnik ini nantinya akan didata mana yang masuk dalam kategori keluarga miskin untuk diberikan beasiswa,” sambung Bupati.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Poltekkes Mamboro Palu, Nasrul mengapresiasi langkah Bupati Parmout untuk memberdayakan masyarakat melalui pendidikan kesehatan.
Dikatakannya, untuk pendirian poltekkes nantinya ada tiga proses jangka waktu yang akan dilalui dalam pengembangan Poltekkes di Parmout, yaitu proses jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Proses jangka pendek, kata Nasrul, Poltekes Palu akan bekerjasama dengan Pemkab Parmout melalui Rumah Sakit Raja Tombolotutu, yaitu kegiatan praktek mahasiswa NARS atau mahasiswa yang telah menempuh sarjana terapan. Hal itu sudah berjalan sejak Januari 2021.
“Terkait prosesnya, nanti politehnik akan membutuhkan kelengkapan dosen dan kurikulum memadai. Untuk kurikulum dan lainnya, yaitu Akte Analisis Laboratorium Medik dengan beberapa program studi sesuai kebutuhan Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong,” ujarnya.
Lanjut Nasrul, sesuai hasil survey di lapangan untuk lokasi pembagunan Poltekkes di Parmout sangat memungkinkan, karena diatas rata-rata dua hektare.
Selain itu, yang harus menjadi pertimbangan adalah akses lokasi yang bisa dijangkau utamaya adanya perputaran ekonomi di sekitar kampus tersebut dan dekat dengan pemukiman warga. “Paling tidak dari segi ekonomi bisa menguntungkan bagi masyarakat dan memudahkan mahasiswa itu sendiri,” tuturnya.
Untuk sarana dan prasarana, sambung Nasrul, bisa disiapkan oleh Pemkab Parmout atau Poltekkes Palu, yang utama adalah lahan.
Kemenkes, lanjut Nasrul, mendukung penuh terobosan Pemkab Parmout, karena Parmout banyak wilayah terpencil, terluar dan wilayah perbatasan.
Untuk bagunan Poltekkes bisa berdiri di Parmout dibutuhkan tahapan-tahapan, dan masuk dalam skala jangka panjang. “Banyak tahapan yang dilalui, seperti pembebasan lahan, sertifikat lahan, proses penyerahan. Setelah jelas lahannya sertifikat ada, maka diserahkan ke Kementerian untuk diusulkan dibangun Poltekes. Ini butuh waktu satu atau dua tahun kedepan,” ucapnya.
Poltekkes dibangun di Parmout, tambah Nasrul, tidak berdiri sendiri tetapi Direktoratnya tetap di Palu. Program studi di luar domisili dan kuliahnya bisa di Palu bisa juga di Parmout. TIA