Pembuatan Pupuk Kompos- BPTP Latih Penyuluh Perkebunan Sigi

FOTO BPTP SULTENG

SIGI, MERCUSUAR – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Sulteng membimbing dan melatih pembuatan pupuk kompos penyuluh perkebunan dan tenaga teknis perkebunan Sigi di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (TP2TP) BPTP Provinsi Sulteng di Desa Sidondo III, Kecamatan Sigi Biromaru, Selasa (25/5/2021).

“Kegiatan omo bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penyuluh perkebunan Sigi dalam berinovasi membuat pupuk kompos dari sisa tanaman kakao,” ujar Kepala IP2TP BPTP Provinsi Sulteng, I Ketut Suwitra pada wartawan Mercusuar usai bimbingan teknis (Bimtek) budidaya tanaman perkebunan petugas teknis dan penyuluh perkebunan Sigi, Selasa (25/5/2021).

Dijelaskannya, membuat pupuk kompos diperlukan ketelitian, kemauan dan ketekunan.

Bahan pupuk kompos adalah sisa tanaman kakao, berupa daun, ranting, biji kering dan rumput.

“Tujuan pembuatan lubang (Rora), selain membuat pupuk kompos untuk sanitasi lantai kebun, supaya lantai kebun bersih terus sehingga tidak selalu menggunakan racun herbisida untuk menyemprot,” jelasnya.

Lanjut dia, dalam kegiatan itu penyuluh perkebunan Sigi dilatih cara membuat pupuk kompos, yakni sisa tanaman kakao di kumpul dalam lubang dengan ukuran panjang tiga meter, serta dalam dan lebar masing-masing satu meter, lalu dicampur dengan biotren dan dolomit, serta ditimbun. Pembuatan pupuk kompos hasilnya akan diketahui tiga bulan mendatang. “Pupuk kompos untuk kesuburan tanah, dimana satu lubang pupuk kompos bisa digunakan untuk 20 pohon kakao. jika satu hektare dibutuhkan 50 lubang,” terangnya.  

Dia berharap poara penyuluh perkebunan Sigi dapat mengerti dan memahami materi yang disampaikan narasumber, sehingga ilmu yang diperoleh selama mengikuti bimtek dapat disampaikan kepada petani.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Perkebunan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sigi, Dodi Nurhidayat mengatakan sebanyak 21 penyuluh perkebunan dan tenaga teknis mengikuti bimtek dalam rangka pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM).  

Pengembangan SDM bagi penyuluh perkebunan dan teknis, kata dia, sangat penting. Hal itu didasari karena saat ini di beberapa wilayah di Sigi banyak tanaman kakao yang bermasalah, karena kemungkinan ada kesalahan dalam budidaya.

“Intinya adalah kebunnya dahulu diperbaiki kemudian teknologinya,  sehingga hasilnya maksimal,” ujarnya. AJI   

Pos terkait