Pemda Diminta Antisipasi Kondisi Cuaca

Wagub Sulteng, Reny A. Lamadjido (kedua dari kiri) bersama jajaran Pemprov dan Forkopimda Sulteng, mengikuti secara virtual Rakor Pengendalian Inflasi dan Antisipasi Cuaca Ekstrem, Senin (10/3/2025). FOTO: PPID KOMINFO SANTIK

PALU, MERCUSUAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng berpartisipasi pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah dan Antisipasi Cuaca Ekstrem yang diselenggarakan secara virtual oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemedagri) RI, Senin (10/3/2025).

Jajaran Pemprov Sulteng yang dipimpin Wakil Gubernur (Wagub), dr. Reny A. Lamadjido, mengikuti rakor dari ruang rapat Polibu Kantor Gubernur Sulteng. Turut hadir sejumlah unsur Forkopimda Provinsi Sulteng.

Rakor yang dipimpin langsung oleh Mendagri, Tito Karnavian tersebut bertujuan membangun kesiapsiagaan Pemda dalam menghadapi potensi lonjakan inflasi serta bencana hidrometeorologi, menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 H/2025 M.

Dalam arahannya, Tito Karnavian mengajak Pemda melakukan langkah-langkah antisipasi bencana alam akibat cuaca ekstrem. Ia juga menegaskan, pemerintah pusat akan hadir mendukung Pemda dalam melakukan berbagai upaya antisipasi.

“Jangan biarkan masyarakat bekerja sendiri, negara harus hadir. BMKG telah menyuguhkan prediksi cuaca dan bencana. Saya minta Pemda segera melakukan langkah-langkah antisipatif menekan dampak bencana, menyiagakan kekuatan berkoordinasi bersama Forkopimda, dan semua pihak untuk mencegah adanya korban,” tutur Tito.

Selanjutnya, Tito menyampaikan terdapat perubahan indeks perkembangan harga terkait proxy inflasi, pada pekan pertama bulan Maret 2025.

“Perlu diantisipasi apa penyebab inflasi mengalami kenaikan. Perlu dilakukan upaya antisipasi, agar inflasi tetap terkendali dan tidak mengalami kenaikan,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Wagub Sulteng, dr. Reny menekankan pentingnya koordinasi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok, terutama menjelang Idulfitri, yang menurutnya permintaan masyarakat cenderung meningkat.

Selain itu, kesiapsiagaan terhadap cuaca ekstrem juga menjadi fokus utama, mengingat dampaknya yang bisa mengganggu distribusi barang dan aktivitas ekonomi masyarakat.

“Kita harus memastikan stok pangan tetap aman dan harga-harga stabil menjelang Lebaran. Selain itu, perlu ada langkah antisipatif, untuk menghadapi kemungkinan cuaca ekstrem yang bisa memengaruhi distribusi logistik dan mobilitas warga,” ujar Reny.

Melalui rapat tersebut, Reny berharap dapat tersusun langkah-langkah strategis, yang efektif dalam mengendalikan inflasi dan meminimalisir dampak cuaca ekstrem, sehingga masyarakat dapat merayakan Idulfitri dengan aman dan nyaman tanpa kendala berarti. */ABS

Pos terkait