PALU, MERCUSUAR- Seorang pemerhati salah satu satwa endemik Sulawesi Tarsius, Raimom H Denta meminta kepada masyarakat, khususnya para petani atau pekebun yang tinggal berdekatan dengan habitat Tarsius, agar tidak melakukan perburuan terhadap satwa tersebut, karena Tarsius bukanlah hama bagi petani atau pekebun.
“Tarsius ini bukanlah musuh atau hama bagi petani dan pekebun, melainkan satwa ini adalah pemakan seranggga dan bukanlah pemakan buah kakao dan sebagainya. Ini mungkin yang masih kurang disosialisasikan kepada masyarakat, khususnya pekebun,” jelasnya, belum lama ini.
Menurutnya, satwa nokturnal itu (beraktifitas pada malam hari), justru secara tidak langsung telah mengendalikan hama atau serangga yang merusak kebun warga. “Dalam semalam Tarsius bisa memakan serangga Belalang dan sejenisnya hingga pulusan bahkan ratusan ekor, Nah ini tentunya sangat membantu warga dari serangan hama yang merusak daun maupun buah kakao,” jelas, pria yang sudah lama bermitra dengan pihak Balai Taman Nasional Lore LIndu (BTNLL), dalam menjaga kelestarian Tarsius.
Olehnya, Raimon mengajak seluruh pihak, agar mau bekerjasama melestarikan Tarsius, khususnya yang berada di dalam Kawasan Taman Nasional Lore Lindu, sehingga keberlangsungan satwa ini nantinya masih dinikmati atau dilihat generasi kita selanjutnya.
Raimon mengutarakan, upaya-upaya yang dia lakukan dalam melindungi kelestarian Tarsius, yakni dengan membentuk kelompok dengan melibatkan anak-anak muda yang tinggal di sekitar Kawasan TNLL, dimana salah satu kegiatannya yakni rutin memonitoring keberadaan atau populasi satwa tersebut, seperti memantau bunyi dari hewan itu baik pagi hari maupun sore hari menjelang magrib.
Tarsius merupakan hewan primata bertubuh kecil dengan mata yang sangat besar, tiap bola matanya berdiameter sekitar 16 mm dan keseluruhan berukuran sebesar otaknya.Kaki belakangnya juga sangat panjang. Tulang tarsus di kakinya sangat panjang dan dari tulang tarsus inilah nama Tarsius berasal.
Panjang kepala dan tubuhnya 10 sampai 15 cm, tetapi kaki belakangnya hampir dua kali panjang ini, mereka juga punya ekor yang ramping sepanjang 20 hingga 25 cm. Jari-jari mereka juga memanjang, dengan jari ketiga kira-kira sama panjang dengan lengan atas. Di ujung jarinya ada kuku namun pada jari kedua dan ketiga dari kaki belakang berupa cakar yang mereka pakai untuk merawat tubuh. Bulu tarsius sangat lembut dan mirip beludru yang bisanya berwarna cokelat abu-abu, cokelat muda atau kuning-jingga muda. AMR