BUNGKU, MERCUSUAR – Wilayah kepulauan di Kabupaten Morowali, yakni Kecamatan Bungku Selatan dan Menui Kepulauan, memiliki persoalan terkait ketersediaan air bersih. Di wilayah itu, bahkan tak jarang warga setempat menampung air hujan, untuk memperoleh air bersih dan memanfaatkan sumur-sumur asin, untuk digunakan sebagai kebutuhan mandi, makan dan mencuci baju, sementara sumber air bersih sangat jauh.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali melalui kebijakan Bupati dan Wakil Bupati Morowali, Taslim dan Najamudin, memprogramkan air bersih untuk wilayah terluar tersebut.
Program itu untuk pertama kalinya akan berjalan di tahun 2022, dengan fokus kebutuhan air bersih di dua wilayah, yakni wilayah Kecamatan Menui Kepulauan dan Bungku Selatan. Adapun total anggaran masing-masing, Menui Kepulauan Rp1,7 miliar sementara Bungku Selatan sekitar Rp6 miliar.
“Untuk Kecamatan Bungku Selatan, fokus penyediaan air bersih di delapan titik, sedangkan Menui Kepulauan di dua titik yakni di Kelurahan Ulunambo dan Desa Buranga,” jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) Daerah Kabupaten Morowali, Rustam Sabalio, Senin (8/2/2022).
Untuk mengetahui kondisi ketersediaan air bersih di dua kecamatan itu, pihaknya menggunakan alat khusus yakni geolistrik. Teknologi tersebut merupakan alat yang digunakan untuk mengecek kondisi ketersediaan air di suatu daerah.
“Sehingga dengan alat itu kami temukan beberapa titik air,”jelasnya lagi.
Pada tahun 2021, pihaknya pernah menggunakan teknologi yang sama di Desa Morompaetonga, Kecamatan Menui Kepulauan dan program itu sukses berjalan bahkan telah membantu mengairi desa lainnya.
“Maka kami coba lagi tahun ini dengan metode geolistrik dan menggunakan sumur bor. Insya Allah kebutuhan air bersih masyarakat bisa terpenuhi,”ucapnya.
Geolistrik itu sendiri adalah perencanaan tahap awal dalam pelaksanaan eksplorasi air tanah selanjutnya.
Selain penyediaan air bersih, tahun 2022, Pemda Morowali memprogramkan peningkatan pengaspalan dan penyelesaian infrastruktur jalan yang belum rampung di tahun 2021. Seperti jalan lingkar di Pulau Paku, Kecamatan Bungku Selatan, sebagian jalan di Kecamatan Witaponda, Bungku Timur dan Menui Kepulauan.
“Insya Allah dengan perbaikan ini kebutuhan akses masyarakat akan infrastruktur jalan juga bisa terpenuhi,”katanya lagi.
Untuk Kecamatan Bungku Timur, pengaspalan dilakukan di seputaran Desa Kolonono dan Ulelere. Jalan tersebut sering dilalui kendaraan dari Sulawesi Selatan ke Morowali. Sehingga Pemkab Morowali merasa perlu melakukan pengaspalan untuk mempermudah akses masyarakat. INT