Pemkab Poso Targetkan Setiap Tahun Stunting Turun 1,56 Persen

STUNTING-94d7c0d8
Kegiatan Rembuk Stunting Pemkab Poso, Senin (5/9/2022). FOTO: RUSLI/MS

POSO, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Poso melaksanakan kegiatan Rembuk Stunting 2022 di tingkat kabupaten. Hal ini dalam mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan stunting

Giat yang dibuka langsung Wakil Bupati Poso, M. Yasin Mangun, di ball room Hotel Ancyra Poso itu, turut dihadiri Ketua DPRD, Sesi Mapeda, Ketua Bappelitdabangda, Dr. Jhon Yus Madoli, Kadis Kesehatan, dr Taufan Karwur, Kakan Kemenag Poso, Hj Marwiyah serta tamu undangan lainnya, Senin (5/9/2022).

Wakil Bupati Poso, M. Yasin Mangun menyebutkan, percepatan penurunan stunting merupakan program prioritas nasional, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2022-2024.

Presiden RI kata dia, menargetkan penurunan Stunting pada 2024 turun 14 persen dari kondisi awal 27, 67 persen pada 2019.

Olehnya, percepatan penurunan Stunting di tingkat pemerintah pusat tidak hanya menjadi tanggung jawab kementerian/lembaga dan TNI/Polri. Tetapi semua stakeholder terkait.

“Termasuk Pemkab Poso dalam melaksanakan program prioritas Nasional, yaitu percepatan penurunan Stunting yang tertuang di dalam RPJMD Kabupaten Poso 2021-2026,” imbuhnya.

Lanjut Wabup, Pemkab Poso menargetkan penurunan Stunting di Kabupaten Poso pada 2026 turun 7,8 persen dari kondisi awal pada 2020 sebesar 16,80 persen. Artinya penurunan Stunting di Kabupaten Poso setiap tahunya harus turun 1,56 persen.

“Kalau kita melihat hasil Studi Status Gizi Indoneaia (SSGI) yang dirilis oleh Kemenkes, angka Stunting 26,70 persen. Jika dibandingkan dengan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) oleh Dinkes, angka Stunting di Kabupaten Poso turun di angka 13,27 persen pada 2021,” sebutnya.

Sementara, Kepala Bappelitbangda Dr Jhon Yus Madoli menegaskan, sejak tahun pertama Pemkab Poso telah melakukan berbagai upaya penanganan sensitif. Diantaranya, pembangunan air bersih dan sanitasi yang telah dibangun pada desa-desa lokus.

“Kita berharap dengan adanya fasilitas ini dapat membantu menurunkan kasus Stunting mulai dari desa,” ujarnya.

Selain itu, peningkatan kapasitas petugas. Yakni, kader Posyandu serta Kader Pembangunan Manusia (KPM) juga perlu ditingkatkan.

“Hal ini menjadi tantangan besar buat kita semua. Artinya setiap sektor harus terus bekerja keras sehingga 2024 prevalensi Stunting menurun sampai 14 persen sesuai target RPJMN,” pungkasnya. ULY

Pos terkait