SIGI, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten Sigi mulai menggunakan teknologi bioflok, untuk mengembangkan sektor perikanan, dalam rangka meningkatkan produksi dan kualitas perikanan di daerah tersebut.
“Teknologi bioflok ini sebagai bentuk penguatan terhadap upaya Pemkab Sigi, dalam membangun daya saing sektor perikanan,” ucap Bupati Sigi, Moh. Irwan, saat menyampaikan sambutan, pada kegiatan penyerahan bantuan bioflok sekaligus hidroponik dan bibit tanaman saprodi untuk kawasan organic, di Balai Benih Ikan Kotarindau, Kecamatan Dolo, Jumat (19/11/2021).
Bioflok salah satu teknologi ramah lingkungan yang digunakan oleh Pemkab Sigi, dalam pengembangan budidaya ikan air tawar. Teknologi itu mulai diterapkan di Balai Benih Ikan Desa Kotarindau, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi.
Penerapan teknologi itu, sekaligus menjadi percontohan bagi masyarakat di daerah itu yang menggantungkan ekonominya pada sektor perikanan. Dengan teknologi itu, budidaya hanya memakan waktu tiga sampai empat bulan, setelah itu masyarakat bisa panen ikan.
Bupati mengatakan, berbagai pendekatan dilakukan oleh Pemkab Sigi dalam mengembangkan sektor perikanan, pertanian, kehutanan dan peternakan.
Teknologi bioflok menjadi salah satu pendekatan yang dilakukan oleh Pemkab Sigi melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, yang bertujuan untuk menopang pencapaian visi membangun daya saing berbasis agribisnis.
“Daya saing yang dimaksud yaitu hasil dari sektor perikanan, peternakan dan pertanian serta kehutanan memiliki kualitas tinggi, dan memiliki nilai jual pasar,” ujar bupati.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Andi Aco mengemukakan, perikanan lewat budidaya ikan air tawar, menjadi satu potensi yang dapat menopang pendapatan daerah dan peningkatan ekonomi masyarakat.
“Maka pengembangannya perlu dilakukan dengan pendekatan teknologi. Bioflok menjadi teknologi yang dipilih untuk pengembangan sektor perikanan dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan,” sebut Andi Aco.
Ia juga mengatakan bahwa dalam implementasinya Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan melibatkan masyarakat yang tergabung dalam kelompok usaha perikanan.
Satu bioflok dapat menampung ikan sebanyak 600 ikan yang dibudidaya selama empat bulan dengan taksiran pendapatan Rp8 juta/panen. Biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan ikan air tawar dengan metode bioflok mencapai Rp12 juta yang terdiri dari, biflok, benih dan pakan, untuk satu bioflok. ANT