PALU, MERCUSUAR – Pemerintah Provinsi Sulteng segera mendistribusikan 400 hektare tanah untuk petani di Kabupaten Donggala, agar petani memiliki lahan untuk mengembangkan usaha pertanian.
“Iya, bapak Gubernur Sulteng Rusdy Mastura menginginkan agar lahan 400 hektare di lokasi Kawasan Pangan Nusantara (KPN) di Donggala agar segera didistribusikan ke warga petani,” ucap Tenaga Ahli Gubernur Sulteng M Ridha Saleh, dihubungi dari Palu, Rabu.
Ridha mengatakan bahwa Gubernur Sulteng Rusdy Mastura telah menemui Menteri ATR/BPN RI Hadi Tjahjanto, di Jakarta, pada Selasa (10/1). Pertemuan dua tokoh itu berlangsung di Kantor Kementerian ATR/BPN.
Dalam pertemuan itu, sebut dia, Gubernur Sulteng memohon kepada Menteri ATR agar dapat membantu percepatan penerbitan sertifikat tanah untuk 400 hektare tersebut, yang akan diberikan kepada 400 petani di Desa Talaga, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala, sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada petani.
“Iya, satu petani mendapat satu hektare lahan,” kata dia.
“Saat ini Pemprov Sulteng melalui Gubernur Rusdy Mastura sedang berusaha agar sertifikat 400 hektare lahan tersebut dapat segera terbit untuk diserahkan kepada petani,” kata dia.
Ridha Saleh mengatakan luas total lahan kawasan pangan nusantara di Desa Talaga yaitu 1.163 hektare. Lahan tersebut merupakan lahan yang dikuasai oleh Pemerintah Provinsi Sulteng. Sebanyak 400 hektare dari total luas lahan tersebut akan diberikan untuk petani.
“Saat ini sedang perampungan data. Sebagian data petani sudah lengkap dan layak. Sebagiannya sedang berproses,” ungkap Edang.
“Ini redistribusi tanah, jadi petani mendapatkan tanah dari negara melalui pemerintah. Nah, nanti Pemerintah Pusat yang akan menyerahkan sertifikatnya,” ucap Ridha Saleh.
Ia menuturkan bahwa sertifikat tanah yang diberikan kepada masyarakat petani, merupakan sertifikat khusus karena lahan tersebut tidak boleh diperjualbelikan oleh petani, melainkan hanya diwariskan.
Hal itu, menurut dia, sekaligus menjadi pembeda KPN di Donggala, dengan kawasan pangan di daerah lain di Indonesia. ANT