PALU, MERCUSUAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng menyatakan bahwa pengurangan risiko bencana alam dan non-alam sangat penting dilakukan melalui peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan untuk meminimalkan dampak bencana.
Hal itu dikatakan oleh Pj Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulteng, Moeliono saat menyampaikan sambutan tertulis Gubernur pada workshop dan serah terima program aksi kemanusiaan hubungan peningkatan kesiapsiagaan dan pemulihan dini pascagempa bumi 28 September 2018 yang dilakukan oleh Arbeiter Samariter Bund (ASB) Indonesia and the Philippines di Desa Doda, Kecamatan Kinovaro, Sigi, Selasa (23/3/2021).
“Dan membutuhkan pelibatan berbagai pihak dalam mengurangi risiko bencana lewat pembangunan kesiapsiagaan,” tuturnya.
Berdasarkan data yang diterima, lanjut Pj Sekprov, selama lebih dua tahun berjalannya program yang dicanangkan ASB telah terbentuk kelompok peringatan dini dan tim siaga sekolah.
Selain itu, juga telah terbentuk kelompok penanggulangan bencana desa di Kabupaten Sigi dan di Donggala yang berbasis kelompok masyarakat, serta menggagas pembentukan satgas penanggulangan krisis kesehatan di tingkat di dua kabupaten tersebut. “Oleh karena itu, besar harapan kami agar kiranya di masa yang akan datang dapat melanjutkan kesinambungan program intervensi kemanusiaan dan pemberdayaan kemasyarakatan, untuk menjangkau lebih luas lagi seluruh lapisan dan kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah Sulawesi Tengah mulai dari kota sampai ke pelosok desa,” harapnya.
Pada kesempatan itu, Pj Sekprov memberikan apresiasi pada ASB Indonesia and the Philippines yang telah melakukan program aksi kemanusiaan hubungan peningkatan kesiapsiagaan dan pemulihan dini, dalam managemen pengurangan risiko bencana. “Atas nama pribadi dan pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang tak terhingga kepada jajaran Arbeiter Samariter Bund, yang juga didukung oleh Kementerian Dalam Negeri beserta seluruh mitra kerja yang terjaring relawan, yang telah bersimpati atas penderitaan yang dialami masyarakat Sulawesi Tengah dan kemudian bergerak untuk menolong saudara, sebangsa dan setanah air,” ucapnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi mengapresiasi dan berterima kasih pada ASB Indonesia and the Philippines yang telah banyak memberikan bantuan di Sigi melalui programnya, khususnya di Kecamatan Dolo Selatan, Dolo Barat dan kecamatan Kinovaro.
“Diharapkan seluruh kader yang telah mengikuti program ini dapat terus melanjutkan penguatan-penguatan jaringan dalam pengurangan resiko bencana dilingkungan masyarakat,” pesan Sekretaris Kabupaten SIgi, Muh Basir Langia pada kegiatan itu.
Manajer ASB Agnes Patuan mengatakan selama kurun waktu dua tahun menjalankan program kemanusiaan di Sigi dan Donggala, segalanya berjalan dengan baik sesuai target yang diharapkan.
“Berkat dukungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Kabupaten Sigi, Pemerintah Kabupaten Donggala, kegiatan kemanusiaan bisa berjalan dengan baik,” sebutnya.
Dia berharap, walaupun program telah berakhir, ASB dapat terus dipercaya menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan ketangguhan nasional melalui penguatan peran desa dalam pengurangan risiko bencana dan mengelola sumber daya sosial ekonomi. BOB/AJI/*