Pemprov Prioritaskan Lima Irigasi

Andi Ruly Djanggola

PALU, MERCUSUAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng memprioritaskan pembangunan irigasi di lima lokasi. Masing-masing daerah Kodina dan Meko di Kabupaten Poso, kemudian Torue- Sausu di Kabupaten Parigi Moutong, lalu Binsil di Kabupaten Banggai, dan Karaopa di Kabupaten Morowali.

Kelima prioritas pembangunan itu dipaparkan Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. Anwar Hafid, di hadapan Menteri Koordinator (Menko) Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di ruang Polibu Kantor Gubernur, Rabu (9/7/2025).

Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Cipta Karya dan Sumber Daya Air (CIKASDA) Sulteng, Andi Ruly Djanggola berharap penyampaian Gubernur tersebut mendapat atensi dari Menko.

“Program Irigasi ini untuk mendukung swasembada pangan, yang juga merupakan Program Nasional Asta Cita Bapak Presiden RI,” kata Andi Ruly kepada Mercusuar, di Palu, Jumat (11/7/2025)

Ruly melanjutkan, di hadapan AHY, Gubernur juga menjabarkan tentang daerah Irigasi yang sebelumnya ada di dokumen Perencanaan dan beberapa Readiness Criteria (RC), telah selesai disusun dan telah beberapa kali diusulkan untuk segera ditangani oleh pemerintah pusat, tapi sampai saat ini belum terealisasi.

Di sisi lain, menurut Ruly, Gubernur optimistis cita-cita swasembada pangan dalam bingkai Program BERANI, di mana panen raya dengan target produksi padi mencapai enam ton per hektare akan terwujud, apabila beberapa usulan segera ditangani.

“Pembangunan bendung Kodina sempat dimulai tahun 1996, tapi terhenti akibat kerusuhan. Hingga kini, 45 km saluran irigasi belum selesai dibangun. Padahal, wilayah ini punya potensi besar, bisa melayani 5.500 hektare lahan di 13 desa jika irigasi berfungsi penuh. Akibat ketersediaan air irigasi yang sangat minim, banyak lahan sawah mengalami alih fungsi ke perkebunan,” beber Ruly.

Di lain pihak, kata Ruly lagi, sebagian besar warga di wilayah irigasi Kodina menggantungkan hidup pada pertanian. Tapi petani hanya mengandalkan tadah hujan, panen padi pun hanya sekali setahun, hasilnya 1 sampai 1,5 ton per hektare.

Begitu juga dengan beberapa irigasi lainnya, Gubernur memaparkan segala potensi yang dimiliki. Menurutnya, dengan daya dukungan sistem pengairan di lokasi pertanian, bukan saja akan menghasilkan panen besar yang mendorong hadirnya swasembada beras, tetapi juga ikut meningkatkan taraf hidup petani.

“Semua sudah dipaparkan dengan jelas dan gamblang di hadapan Menko. Dan Alhamdulillah, direspons langsung oleh Menteri. Kita semua berharap, agar hal itu segera direalisasikan oleh pemerintah pusat. Mohon doa dari masyarakat Sulteng, agar petani kita di Sulteng lebih punya progress lagi dengan hadirnya lima irigasi itu,” tutup Ruly. */MBH

Pos terkait