PALU, MERCUSUAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura menyebut bahwa stok pangan khususnya beras aman ditengah pandemi Virus Corona atau Coronavirus Disease (COVID-19).
Sebab puncak panen padi di wilayah Sulteng yang akan terjadi Juni nanti, dipastikan menjaga ketersediaan stok pangan di daerah itu.
Demikian dikemukakan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng, Trie Iriany Lamakampali, Rabu (15/4/2020).
“Memastikan tidak ada penurunan produksi padi di Sulteng. Kita masih surplus lebih kurang 90 ribu ton beras dengan asumsi konsumsi beras 118 kilogram per kapita,” ujarnya.
Meski begitu, kata Trie, ada beberapa wilayah di Sulteng tidak signifikan hasil panen padinya nanti karena kondisi lahan yang kering, seperti Kabupaten Banggai Laut, Banggai Kepulauan dan Tojo Unauna.
Kondisi itu, sambungnya, dapat disiasati petani dengan menanam komoditi pangan yang cocok dengan lahan kering, seperti jagung atau dengan menerapkan sistem pertanian ladang.
Terkait kebijakan Kementerian Pertanian dan Pemprov Sulteng yang selama Pandemi COVID-19, Trie menilai sudah sinkron. Dicontohkannya, penyaluran pupuk bersubsidi dan bantuan-bantuan pertanian ke petani tetap lancar dan tidak terganggu meski berlaku kebijakan pembatasan akses keluar masuk antar wilayah.
Pada kesempatan itu, Ia mengapresiasi dan berterima kasih kepada seluruh insan tani yang ikut berjuang menjaga ketahanan pangan, karena urusan itu erat kaitannya dengan proses pembentukkan imunitas tubuh agar kebal melawan penyakit. “Jika kondisi ketahanan pangan tidak tercapai, tentu ini bisa merepotkan dan membuat masalah baru,” tutur Trie.
Olehnya, Ia berharap insan tani agar saat bekerja di sawah maupun ladang tetap menaati segala ketentuan protokol kesehatan supaya tidak terjangkit virus dan produksi pangan Sulteng bisa tetap meningkat walaupun ditengah pandemic COVID-19. “Karena pekerjaan menyiapkan pangan adalah tugas yang mulia, sama seperti tenaga medis yang ada digaris depan,” tutup Trie. BOB