PALU, MERCUSUAR – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) gencar menanam pohon mangrove di wilayah provinsi tersebut, sebagai salah satu bentuk upaya dalam mengembalikan ekosistem laut.
“Penanaman mangrove dilaksanakan untuk mengembalikan ekosistem laut,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulteng, M. Sadly Lesnusa, Sabtu (6/11/2021).
Dikatakan, salah satu wilayah yang menjadi sasaran dalam penanam mangrove, yakni Kabupaten Donggala, sekaligus mencegah terjadinya abrasi pantai di wilayah tersebut.
Ekosistem laut merupakan salah satu ekosistem yang produktif bagi kehidupan, seperti terumbu karang yang menjadi daerah perlindungan dan perkembangan biota laut yang sangat beragam seperti ikan, kepiting, udang dan lainnya.
Kelestarian ekosistem laut, kata dia, harus senantiasa dijaga jangan sampai punah karena salah satu warisan yang paling berharga dan manfaat yang sangat luar biasa.
“Perlu kita sadari bahwa kebiasaan dalam keseharian warga yang turut menyebabkan kerusakan ekosistem mangrove perlu kita cegah, saya berharap masyarakat yang tinggal di pesisir pantai dapat turut menjaga keasrian lingkungan yang merupakan salah satu sumber kekayaan,” kata Sadly.
Lebih lanjut dikatakannya, penanaman pohon mangrove merupakan bentuk kecintaan dan kepedulian terhadap bumi, karena menanam mangrove menjadi salah satu langkah nyata dalam menjaga kelestarian alam .
Ia menyebut, hutan mangrove bisa menyimpan karbon, serta sebagai mitigasi bencana seperti erosi abrasi air laut dan tsunami apalagi Sulawesi Tengah pernah tertimpa bencana gempa bumi dan tsunami di tahun 2018.
Dinas Lingkungan Hidup bekerja sama dengan TP-PKK Provinsi Sulteng untuk menggencarkan penanaman mangrove di wilayah Sulteng, dalam rangka meminimalisasi dampak dari perubahan lingkungan.
Ketua TP PKK Provinsi Sulteng, Vera Rompas Mastura mengatakan penanaman mangrove merupakan kegiatan peduli kelestarian lingkungan hidup, sebagai salah satu program Pokja Empat PKK, yaitu kelestarian lingkungan.
Hal itu, kata dia, untuk minimalisasi abrasi pantai di wilayah Provinsi Sulteng, termasuk di Kabupaten Donggala.
Diketahui bersama tahun 2018 tepian pantai Kota Palu dan Kabupaten Donggala dilanda tsunami, area tersebut dan sekitarnya cukup rawan karena dilewati sesar Palu Koro.
”Penanaman mangrove di Kabupaten Donggala, kami berharap akan menjadi tonggak sejarah kepada anak cucu kita agar dapat terus menjaga kelestarian lingkungan baik di darat maupun di laut, sebagai manusia kita wajib menjaga keseimbangan alam serta mewujudkan masyarakat yang peduli lingkungan,” ujar Vera. ANT