PALU, MERCUSUAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng mengadakan kunjungan kerja terkait penelusuran arsip sejarah dan kebudayaan Sulteng di Belanda, sejak Senin (19/12/2022).
Rombongan Pemprov Sulteng yang dipimpin Staf Ahli Gubernur Sulteng bidang Pemerintahan dan Kesra, Dr. Rohani Mastura, terdiri dari di antaranya Kepala Badan Pengembangan SDM Provinsi Sulteng, Dr. Adidjoyo Dauda, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulteng, I Nyoman Sriadijaya, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng, Yudiawati Vidiana Windarusliana.
Sebagaimana laporannya dari Den Haag, Belanda, Senin (19/12/2022), Staf Ahli Gubernur Sulteng bidang Pemerintahan dan Kesra menyampaikan, tiba di Belanda, Rombongan langsung mengunjungi Kedutaan Besar RI (KBRI) di Amsterdam, dan diterima Wakil Duta Besar (Dubes), Freddy Panggabean.
Pada kesempatan itu, Wakil Dubes menyampaikan dukungannya dalam upaya penelusuran arsip bernilai sejarah dan budaya Sulteng menjadi arsip memori kolektif bangsa, sebagai sumber informasi kemajuan pendidikan dan kebudayaan di Sulteng ke depan.
KBRI di Amsterdam disebut siap mendukung dan memfasilitasi tempat penyelenggaraaan promosi sejarah dan budaya Sulteng, apabila Pemerintah Daerah Sulteng mau melaksanakannya di Belanda, seperti halnya Provinsi lain di Indonesia.
“Tidak usah Bali, Borobudur, Danau Toba yang sudah terkenal di mancanegara. Sulawesi Tengah yang belum pernah promosi di sini. Apalagi beliau meyakini, Sulawesi Tengah juga memiliki berbagai keunikan ragam budaya dan pesona alam yang indah, yang tidak kalah dengan daerah lainnya, hanya saja banyak yang belum mengenalnya. Katanya, silakan berpromosi di Belanda,” tutur Rohani menyampaikan tanggapan dari Wakil Dubes RI.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulteng, I Nyoman Sriadijaya mewakili rombongan sekaligus sebagai OPD leading sector di bidang kearsipan, menyampaikan waktu kunjungan dijadwalkan pada 19—24 Desember 2022.
Ia mengatakan, agenda tersebut telah melalui konsultasi penelusuran arsip Sulteng yang belum ada di Arsip Nasional RI. Daftar penelusuran arsip telah melakukan konsultasi awal sebelum berangkat ke Belanda, dengan Arsiparis di National Archives of Netherlands dan Pustakawan di Leiden University Library.
Pihaknya berharap, dapat menelusuri arsip dari periode VOC hingga Pemerintahan Hindia Belanda, khususnya di Sulteng, pada masa jaman kerajaan Suku Kaili di Lembah Palu, Donggala, Banggai, Buol, Poso, Morowali, termasuk arsip kebencanaan yang pernah terjadi sebelum kemerdekaan.
Di samping itu, penelusuran arsip bernilai budaya seperti dokumen atau arsip tentang cagar budaya atau 1.000 situs megalith yang tersebar di Lembah Napu, Behoa dan Bada yang sudah ada sekitar 3.000 tahun silam, juga mengenai masuknya Agama Islam di Sulteng, masuknya Agama Kristen di Poso, dan bahasa Daerah Poso khususnya kamus Bare’e yang ditulis Dr. Adriani berkebangsaan Belanda, tari-tarian dan pakaian kulit kayu.
“Untuk mendapatkan semua arsip ini yang kemungkinan tersimpan di Arsip Nasional Belanda dan naskah kunonya tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, membutuhkan waktu yang cukup panjang. Namun, penelusuran ini tidak boleh berhenti sampai di sini saja. Melalui kunjungan kerja dinas ini, diharapkan akan terus terbangun koordinasi, komunikasi dan kerja sama yang baik dengan para arsiparis dan pustakawan yang ada di kedua lembaga ini di Belanda, sehingga kita tetap dapat dibantu untuk mendapatkan arsip atau dokumen yang masih kita butuhkan,” tutur Nyoman. */IEA