PARMOUT, MERCUSUAR – Sebagai salah satu daerah yang ditetapkan masuk dalam prioritas nasional untuk penanganan stunting, pemerintah kabupaten Parigi Moutong tahun ini akan bekerjsama dengan Universitas Gajahmada (UGM).
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Sosial Budaya pada Badan Perencanaan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Bappelitbangda) Sahid Badja, saat ditemui media ini di ruang kerjanya, belum lama ini.
Hal itu dilakukan, kata dia, untuk kepentingan pendataan, perencanaan dan teknis pelaksanaan penanganan stunting untuk lima tahun kedepan.
“Penanganan stunting diprogram lima tahun, kita baru mulai 2019. Ada delapan tahap untuk sampai pada penanganan yang komprehensif. Tahun 2019 persiapan tahap satu yaitu dengan bekerjsama atau melibatkan akademisi dari UGM untuk data dan penanganan secara teknis. Mereka akan menjadi tenaga pendamping pendataan, perencanaan dan teknis pelaksanaan,” jelasnya.
Menurut Sahid, penanganan stunting ini akan dikerjakan oleh beberpa perangkat daerah, seperti Dinas Kesehatan, Dinas PUPRP, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Informatika, Dinas PMD, dan Bappelitbangda selaku kordinator.
“Contoh Dinkes menangani soal gizi, jadi dalam penanganan gizi remaja, pra nikah, nikah, hari pertama kehidupan (hamil) dan penanganan penyakit lain. Dinkes akan libatkan Puskesmas, Posyandu itu akan dikerahkan seluruhnya,” ujarnya.
Maka kata dia, untuk memperkuat ini, Bappelitbangda harus menyatukan beberapa OPD dengan membuat sebuah acuan kerja bersama yang tujuannya menekan angka stunting di Parmout.
“Sehingga ada Peraturan Bupati untuk jadi panduan semua perangkat daerah. Intinya itu harus mendukung, misal PMD bagaimana dana desa mendukung program stunting. Sehingga ada dasar kita menyelesaikan ini bersama-sama,” tandasnya.TIA