PALU, MERCUSUAR – Jelang Idul fitri 1442 H/2021 M kebutuhan masyarakat terhadap beberapa bahan pangan berpotensi meningkat, salah satunya adalah daging sapi.
Terkait ketersediaan daging sapi dengan kualitas baik, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng, Dandy Alfita menyebutkan pihaknya bersama pihak terkait lainnya di tingkat kabupaten dan kota di Sulteng terus melakukan pengawasan, utamanya pada proses penyembelihan hewan di Rumah Potong Hewan (RPH).
“Di RPH setiap hari wajib ada pemeriksaan. Ada pemeriksaan antemortem dan postmortem-nya, mesti dilihat dulu sebelum dilepas ke pasaran,” katanya, saat dihubungi, Selasa (4/5/2021).
Adanya jaminan pemeriksaan tersebut, sambungnya, ketersediaan daging di pasaran diarahkan melalui RPH.
Meski begitu, jika ada masyarakat yang melakukan penyembelihan secara mandiri, diingatkan untuk melakukannya dengan tetap memerhatikan unsur kesehatan dan kebersihan. “Kita imbau dilakukan pemotongan secara halal dan di tempat yang bersih. Melalui Dinas di kabupaten dan kota, juga kita sampaikan untuk tetap mengawasi proses pemotongan, sehingga pada saat dijual dalam keadaan bersih dan tidak menggunakan pengawet,” ujarnya.
Ditegaskan dia, pihaknya juga tetap melaksanakan pengawasan ketersediaan daging sapi di pasaran secara regular, menjelang momen hari-hari besar keagamaan. Hal itu untuk menjaga kepentingan masyarakat sebagai konsumen, agar mendapatkan daging dengan kualitas yang baik dan sehat.
Selain itu, pengawasan juga dilakukan untuk menjaga kestabilan harga daging yang diprediksi akan mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat. “Kita juga melaksanakan peninjauan di Bulog pekan lalu, melihat kondisi ketersediaan pangan, karena harga daging saat ini semakin tinggi permintaan harga beranjak naik. Makanya ada pasar murah yang terdapat daging dijual dengan harga murah yang diharapkan dapat menstabilkan harga menjelang lebaran,” tuturnya.
Dia menyebut, di tiap kabupaten dan kota ada tim yang selalu siaga (stand by) untuk menerima aduan dari masyarakat, terkait kondisi hewan atau daging sapi di pasaran. “Pengawasannya tetap kita laksanakan, karena berkaitan dengan konsumen di lapangan. Kalau nanti ada hal-hal bersifat penyimpangan, timnya akan segera bertindak,” tandasnya. IEA