Pengobatan Sianet Mandui Ditanggung Pemkab Morut

FOTO PENYAKIT KAKI GAJAH MORUT

MORUT, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali Utara (Morut) menanggung biaya pengobatan warga Desa Mora, Kecamatan Lembo, Sianet Mandui (72) yang penderita penyakit kaki gajah atau Filariasis. Penyakit Kaki Gajah telah dideritanya selama 20 tahun.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Morut, Delnan Lauende pada wartawan media ini, Selasa (16/7/2019).

Dijelaskannya, biaya pengobatan Sianet Mandui ditanggung Pemkab Morut melalui jaminan kesehatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

“Biaya pengobatan ibu Sianet ditanggung Pemkab, baik perawatannya dan lain-lain,” katanya.

Saat ini, sambung Delnan, Sianet Mandui tengah menjalani perawatan di RSUD Kolonodale, setelah sebelumnya pada Senin (15/7/2019) tim medis dari Dinkes dan Puskesmas Beteleme mengunjunginya di rumahnya.

Menurutnya, penyakit Kaki Gajah yang dialami Sianet Mandui merupakan kasus langkah di wilayah Kabupaten Morut. “Beliau merupakan keluarga miskin, jadi semua biaya pengobatannya ditanggung pemkab” tuturnya.

Sianet Mandui mengaku sudah sejak lama dirinya berharap kaki kirinya itu bisa ditangani secara medis. Namun hidupnya yang serba kekurangan membuat harapannya itu belum juga terwujud.

Sebab, ia sama sekali tak memiliki biaya untuk mengobati penyakit kaki gajah yang dideritanya itu.

Dikatakan Sianet, awalnya gejala penyakit Kaki Gajah ia rasakan saat masih berusia sekitar 50 tahun. “Waktu itu saya masih kuat, menjadi ibu rumah tangga. Mulanya kaki saya ini keram, tidak bisa ditekuk,” kata Sianet saat ditemui wartawan Media ini.

Namun, sambungnya, lambat laun kakinya makin membesar di bagian lutut yang kemudian turun ke betis, hingga Ia berinisiatif memeriksakan gejala penyakitnya itu ke Rumah Sakit Poso.

Hanya saja, kata Sianet, jawaban pihak medis hanya keram biasa. “Jawaban dari pihak dokter di Rumah Sakit Poso waktu itu katanya tidak ada penyakit apapun di kaki saya. Tapi saya merasakan sakit yang luar biasa di waktu-waktu tertentu,”  ujarnya.

Tidak puas hanya memeriksakan penyakitnya ke dokter, maka ia memutuskan untuk berkonsultasi ke dukun yang dianggap bisa menyembuhkan penyakit yang dideritanya itu. Keputusan tersebut atas saran dan dukungan pihak keluarganya. “Waktu ke dukun diurut-urut, memang hilang sakitnya tapi hanya sebentar. Akhirnya saya sudah bosan cari pengobatan, hingga sejak delapan tahun yang lalu kaki saya ini makin parah,” tutupnya. VAN

 

Pos terkait