Pengurus APSiKU Sulteng Dikukuhkan

APSIKU-de5b140c
Suasana pengukuhan pengurus APSiKU Provinsi Sulteng masa bakti 2022-2027, Jumat (19/8/2022).///FOTO: BIRO ADMINISTRASI PIMPINAN SETDAPROV SULTENG

PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulteng yang diwakili Asisten III Bidang Admistrasi Umum dan Organisasi Setdaprov Sulteng, Mulyono mengukuhkan pengurus Asosiasi Peternak Sapi Kambing dan Unggas (APSiKU) Provinsi Sulteng masa bakti tahun 2022-2027, di Gedung Pogombo Kantor Gubernur Sulteng, Jum’at (19/8/2022).

Membacakan sambutan Gubernur, Mulyono menyampaikan harapan dengan terbentuknya APSiKU Sulteng dapat menjadi eadah peternak untuk meningkatkan produktivitas pangan nabati yang dihasilkan dari sapi, kambing dan unggas yang nantinya dapat memberi kesejahteraan hidup bagi peternak pada umumnya.

“Selain memberi dampak pada pembangunan ekonomi di Sulawesi Tengah,” kata Mulyono.

Ia juga mendorong agar APSiKU mampu menciptakan kemitraan strategis dan kolaboratif bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, khususnya Dinas Ketahanan Pangan, serta mampu bekerja sama dengan Bappeda dalam memberikan masukan perencanaan ketahanan pangan sulawesi tengah.

“Sebab pembangunan peternakan tidak pernah lepas dari dukungan stakeholder terkait. Untuk itu, saya mengharapkan sinergitas para peternak berinovasi didampingi oleh dinas terkait, untuk menghasilkan jenis ternak yang memiliki nilai ekonomis yang baik di pangsa pasar regional, sehingga berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkasnya.

Sekertaris umum APSiKU Moh Rivai Karim mengatakan, tujuan dibentuknya asosiasi tersebut adalah untuk menghimpun seluruh peternak di Sulteng, sekaligus berupaya menjadi jembatan kemitraan antara peternak dan pemerintah daerah.

“Selain itu, untuk mendorong peternak di Sulteng agar mandiri dan sejahtera,” kata Rivai.

Ketua Umum APSiKU Sulteng, Nasir Husen melalui kesempatan itu mengatakan sektor peternakan menjadi pilar utama dalam menjaga pertumbuhan ekonomi nasional, karena sektor peternakan mampu berkontribusi cukup besar kepada pembentukan domestik bruto ketahanan pangan. */IEA

Pos terkait