MOROWALI, MERCUSUAR – Diklatcab II Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC-HIPMI) Kabupaten Morowali, secara resmi dibuka oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kabupaten Morowali, Abdul Muttaqin Sonaru.
Kegiatan yang bertema ‘Kolaborasi Pengusaha Muda, Morowali Sejahtera, Indonesia Maju’ tersebut, dilaksanakan di aula Hotel Metro Morowali, Sabtu (28/10/2023), bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Dalam sambutannya mewakili Pj. Bupati Morowali, Abdul Muttaqin Sonaru sangat mengapresiasi kehadiran HIPMI Morowali.
“Atas nama Pemerintah Daerah, kami sangat mengapresiasi kehadiran HIPMI Morowali. Apalagi, saat ini bertepatan dengan momen Hari Sumpah Pemuda. Kita ketahui bersama, bahwa di Morowali ini sangat banyak investasi, nun belum banyak yang dikerjasamakan. Olehnya itu, mari bersama-sama kita bergandengan tangan,” ujarnya.
Abdul Muttaqin mengatakan, untuk dapat mengambil bagian dari investasi di Morowali, maka dengan HIPMI diharapkan bisa berbuat sesuatu yang luar biasa untuk daerah Morowali.
Acara tersebut juga dihadiri perwakilan Polres Morowali, AKP Basri Pakaya, Ketua Departemen Bidang 1 OKK BPP HIPMI, Izma Dwi Ariesta Toana, Guest Speaker Muhlis Katili dan Syahnil Umar, perwakilan Kantor Perpajakan, pihak perbankan, pihak perusahaan, dan 54 peserta Diklatcab.
Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan, Nursalim Z. A. Lahasina mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk melakukan pengkaderan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, sebagai upaya meningkatkan jumlah pengusaha muda yang tangguh, bermutu, dan siap membuktikan dirinya untuk kemajuan bangsa dan negara.
Untuk memajukan ekonomi di Morowali, kata Nursalim, tidak bisa dikerjakan secara sendiri atau individu, melainkan harus secara bersama, dan pastinya butuh kolaborasi dengan semua pihak, yaitu pemerintah daerah dan stakeholder terkait.
“Saat ini, Alhamdulillaah, mimpi berkolaborasi mendapat respons yang sangat baik dari Pemda, pihak perusahaan, dan stakeholder lainnya. Kita sambut dengan kerja nyata demi kemajuan daerah kita, Morowali tercinta,” kata Nursalim.
Sementara itu, Ketua Umum BPC-HIPMI Kabupaten Morowali, Mohammad Sadhak Husain Z. A. menjelaskan, kegiatan Diklatcab merupakan agenda wajib untuk setiap BPC-HIPMI. Apalagi, dalam beberapa waktu ke depan, akan diadakan Musyawarah Cabang (Muscab), sehingga para kader HIPMI perlu mempersiapkan diri.
“Masuknya investasi besar di Morowali saat ini, bukan hanya menjadi sorotan dalam negeri, namun juga dunia. Akan tetapi, kami merasa belum sepenuhnya dilibatkan dalam investasi tersebut. Tentunya, ini harus dibarengi dengan kolaborasi pihak perusahaan, dan HIPMI siap untuk Kolaborasi Pengusaha Muda, Morowali Sejahtera, Indonesia Maju,” jelas Mohammad Sadhak.
Sedangkan Ketua Departemen Bidang 1 OKK BPP-HIPMI, Izma Dwi Ariesta Toana yang akrab diapnggil Amira, menyampaikan beberapa hal pada saat konferensi pers.
Keistimewaan Diklatcab kali ini, dan mungkin dibandingkan Diklat di BPC lainnya, kata Amira, karena yang datang bertugas sebagai pembawa materi diklat dan supervisor adalah utusan BPP (Badan Pengurus Pusat).
“Ini sebenarnya tidak diperkenankan, karena hirarki BPC adalah berinduk ke BPD Sulteng. Namun, untuk Morowali khusus kami datang,” ungkapnya.
Amira melanjutkan, karena perhatian khusus dari Ketua Umum BPD Sulawesi Tengah, Nadir Badjamal yang menginginkan agar penjiwaan HIPMI ini sampai di level terkecil kepengurusan.
“Mengingat bahwa Sulawesi Tengah memiliki salah satu kader HIPMI terbaik yang kini bertugas di pusat, sehingga secara khusus meminta izin kepada BPP, agar salah satu kadernya diizinkan turun gunung untuk perbantuan supervisi dan pembawa materi diklat,” jelasnya.
Saat pembukaan, Amira juga menyampaikan pesan visi-misi dari pusat Periode Kepemimpinan Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Himawan Buchari, yang menekankan pada kolaborasi adalah strategi percepatan pengembangan usaha menuju Indonesia Emas 2045.
Pengusaha muda Morowali, kata Amira, jangan hanya berfokus kepada tambang saja.
“Untuk dinamakan Morowali Maju, maka fasilitas penyedia juga harus maju, infrastruktur itu utamanya tugas pemerintah. Pengusaha ber-HIPMI menjadi mitra pemerintah dalam menciptakan usaha, yang bentuknya penyedia fasilitas hidup, dan kontrol pemerintah jika pemerintah tidak membangun infrastruktur yang manfaatnya akan mendukung iklim kondusif berusaha di Morowali,” tambahnya.
Dijelaskan Amira, jika hanya sedikit pengusaha yang mendirikan usaha umum atau penyedia fasilitas hidup, contoh seperti bisnis kuliner, retail toko, pengusaha transportasi yang standar dan profesional, maka Morowali hanya akan menjadi kota tambang yang berantakan tapi tidak maju. BBG