Pengusulan Ulang Guru Tua jadi Pahlawan Nasional, Tekankan Sejarah Perjuangan Melawan Kolonialisme

HLL-d58c28a5

PALU, MERCUSUAR – Upaya pengusulan Sayyid Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua) untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional kembali digaungkan. Hal itu ditandai dengan digelarnya Focus Group Discussion (FGD) oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, yang dibuka di ruang Bantaya Balai Kota Palu dan dilanjutkan di salah satu hotel di Palu, Jumat (10/12/2021).

Dalam FGD yang digelar hybrid tersebut menghadirkan beberapa narasumber, yakni Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial (Kemensos) RI, Edi Suharto dan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Azyumardi Azra secara virtual. Serta Ketua PW Nahdlatul Ulama Sulteng, Dr. Lukman S. Tahir, dan Pemkot Palu yang diwakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), H. Ansyar Sutiadi.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Azyumardi Azra menyambut baik upaya pengusulan Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional, setelah pengusulan pertama beberapa waktu lalu belum berhasil. Ia juga menyarankan, agar usulan tersebut berasal dari Pemerintah Kota Palu yang didukung penuh oleh Gubernur Sulteng.

Selain itu, Azyumardi juga menyarankan, agar dalam menguraikan sejarah perjuangan Guru Tua pada pengusulan nantinya, di bagian awal dapat memfokuskan pada perjuangan Guru Tua dalam melawan kolonialisme Belanda atau Jepang di Indonesia.

“Saya usulkan, dalam mengurai sejarahnya, diawali dengan uraian perjuangannya melawan kolonialisme,” kata Azyumardi.

Selain itu, Azyumardi yang juga pernah menerbitkan makalah khusus membahas tentang sejarah Guru Tua, juga menyarankan agar dicantumkan syair-syair karya Guru Tua yang bermuatan antikolonial.

“Beliau juga dikenal banyak membuat syair. Tampilkan pula syair-syair yang bermuatan antikolonial, itu juga penting,” tegasnya.

Dirjen Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial RI, Edi Suharto menyebutkan upaya pengusulan kembali Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional dapat dilakukan. Namun, upaya tersebut tentunya harus dengan menyertakan syarat-syarat administrasi terbaru.

Jika penyematan gelar tersebut ingin dicapai pada tahun 2022, batas akhir pengusulannya adalah pada bulan Maret 2022 mendatang.

“Batas akhir pengusulan semakin dekat. Jadi, tolong untuk tidak melampauinya,” imbuh Edi.

Sementara itu, Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, saat membuka FGD bertema ‘Menyusuri Jejak Kepahlawanan Guru Tua di Indonesia Timur’ menegaskan bahwa gelar Pahlawan Nasional kepada Guru Tua merupakan suatu hal yang wajar, mengingat besarnya kontribusi Guru Tua dalam khususnya pada bidang dakwah dan pendidikan di Indonesia Timur.

Hadianto juga menyampaikan terima kasih kepada BPIP RI, yang telah mendorong dan mendukung penuh upaya pengusulan kembali tersebut.

“Pemkot Palu siap untuk melakukan upaya-upaya agar pencapaian ini dapat terwujud, karena kelayakannya tidak dapat disangsikan lagi,” tegas Hadianto.

Turut hadir pada kegiatan tersebut mewakili Gubernur Sulteng, Kepala Badan Kesbangpol Sulteng, Dr. Fahruddin D. Yambas, Ketua Umum PB Al-Khairaat, Habib Ali bin Muhammad Aljufri, Ketua Pokja Percepatan Pengusulan Guru Tua menjadi Pahlawan Nasional, Habib Alwi Aljufri, Kepala Subdirektorat pengembangan jaringan, Rahmad Mustafa, Rektor Universitas Al-Khairaat Palu, Dr. Umar Alatas, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Palu, Prof. Dr. H. Rajindra. Turut pula hadir secara virtual, Direktur Kepahlawanan Kemensos RI, Muhardjani. IEA

Pos terkait