Penumpang Angkutan Umum Masih Sepi

SUMARNO

PALU, MERCUSUAR – Pascapenerapan adaptasi kebiasaan baru (new normal) di bidang transportasi, angkutan umum baik Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) maupun Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) disebut masih sepi dari penumpang.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Angkutan Jalan, Keselamatan dan Perkeretaapian Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sulteng, Sumarno saat dihubungi media ini, Rabu (2/9/2020).

Padahal sejak akhir Juli 2020 lalu, katanya, pemerintah telah menetapkan tahapan new normal di bidang transportasi, yang membuka terminal angkutan darat untuk beroperasional secara penuh dan seluruh trayek AKDP, AKAP serta layanan transportasi lainnya dapat beroperasi kembali dengan kapasitas penumpang maksimal 75 persen.

“Angkutan masih sepi, jadi belum pulih seperti sebelum adanya pandemic (COVID-19). Load factor yang terisi dibawah 50 persen, antara 40 persen itu sudah maksimal,” kata Sumarno.

Ia menyebut bahwa hal itu karena tingkat kesadaran masyarakat yang cukup tinggi, menghindari bepergian jauh tanpa ada alasan penting atau mendesak. Apalagi, ke daerah-daerah yang masuk dalam zona merah.

“Jelas pengaruh pandemi, masyarakat sudah sadar perlu adanya pembatasan. Jadi kalau tidak betul-betul penting dan urgen sekali mereka tidak melakukan perjalanan jauh, apalagi ke tempat-tempat zona merah sangat dihindari,” ujarnya.

Kondisi tersebut lanjut Sumarno, menyebabkan para pelaku usaha bidang transportasi kesulitan untuk bertahan.

Untuk menutupi biaya operasional, Perusahaan Otobus (PO) hanya mengandalkan pengangkutan barang kebutuhan masyarakat ke berbagai daerah, akibat kurangnya kursi penumpang yang terisi.

Selain itu, beberapa PO juga terpaksa mengurangi operasinya. Jika sebelumnya memiliki 10 kendaraan untuk beroperasi terpaksa hanya mengoperasikan hingga di bawah setengah jumlah kendaraannya saja.

“Beberapa PO mengeluh sama kita bahwa kesulitan sekali mereka untuk operasional perusahaan. Jadi, ya, terpaksa beralih fungsi dari penumpang jadi mengangkut barang. Itu kita maklumi karena kalau kita larang kasihan, dan kita tidak inginkan PO sampai gulung tikar, karena mereka membantu daerah untuk bidang transportasi,” pungkas Sumarno. IEA

 

Pos terkait