PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Petani durian montong di Desa Catur Karya Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) dibuat resah dengan merebaknya penyakit bangkalan, atau penyakit yang membuat daging buah durian berasa tawar. Kondisi tersebut menyebabkan buah durian tidak bisa dijual.
Salah seorang petani durian, I Nyoman Jati, kepada Mercusuar, Minggu (12/1/2025), mengatakan untuk panen kali ini petani was-was, karena banyak buah durian yang diserang penyakit bangkalan. Hal itu, disebutnya membuat petani merugi hingga jutaan rupiah.
“Sekilas, memang tidak ada tanda atau ciri yang membedakan buah bangkalan dengan yang sehat, sehingga petani memanen semua buah duriannya. Nanti pas dibuka, kelihatan buah yang bangkalan daging buah ada bercaknya, tinggi kandungan airnya, dan rasanya tawar,” urai Nyoman Jati.
Saat ini, petani Durian Montong di Desa Catur Karya tengah memanen buah durian dalam jumlah besar, atau panen raya. Namun sayangnya, dengan adanya kasus penyakit bangkalan, kebanyakan petani harus memisahkan buah yang sehat dengan buah yang terserang penyakit.
“Makanya, untuk kali ini kami lebih banyak tidak menjual buah durian yang dicurigai kena penyakit bangkalan, karena menjaga citra petani durian di sini. Saat ini, harga durian di petani kurang lebih Rp35 ribu per kilogram,” ungkap Nyoman Jati.
Begitu juga dengan pembeli, yang menurut Nyoman Jati, kadang menjadi ragu membeli durian montong terlalu banyak, karena khawatir akan lebih banyak mendapati durian dengan penyakit bangkalan.
Dia betharap, agar kasus tersebut segera dituntaskan oleh pihak yang memiliki kewenangan, dengan melakukan upaya atau tindakan dalam menyelesaikan masalah buah bangkalan. MBH