Penyuluhan Cegah Nikah Dini Tetap Jalan

Rusdi B Rioeh

PALU, MERCUSUAR – Program penyuluhan pencegahan pernikahan dini di Sulteng terus dijalankan meski di tengah situasi pandemi COVID-19.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Sulteng, H Rusdi B Rioeh menyebutkan program tersebut tetap dijalankan dengan memanfaatkan keberadaan Penyuluh Keluarga Berencana (KB) serta kader pelopor cegah nikah dini yang ada di daerah-daerah.

“Programnya terus berjalan, baik melalui aplikasi WhatsApp, melalui brosur dan sebaginya kami menyampaikan imbauan-imbauan dan informasi. Kita juga kerja sama dengan BKKBN, karena di sana ada sistem-sistemnya,” kata Rusdi, di ruang kerjanya, Kamis (9/7/2020).

Para penyuluh serta siswa kader pelopor cegah dini yang digerakkan oleh penyuluh, kata Rusdi, terus melaksanakan programnya meskipun harus menyesuaikan dengan situasi pandemi. Saat menjalankan tugasnya, para penyuluh dan kader pelopor turut menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, di antaranya mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak.

Ia menegaskan program penyuluhan pencegahan pernikahan dini harus terus digenjot, meskipun harus menyesuaikan dengan situasi pandemi. Hal itu karena pernikahan dini atau pernikahan anak yang terjadi di tengah masyarakat memiliki dampak yang cukup besar, salah satunya berperan besar pada angka stunting (gangguan pertumbuhan pada anak).

“Mengapa kita terus menggenjot program pencegahan nikah dini ini, karena memang dampaknya yang luar biasa. Stunting itu salah satu penyebabnya adalah pernikahan dini, di Indonesia masih tinggi di Sulteng juga bahkan masih tinggi stunting itu. Itu yang menjadi prioritas kita juga dan menjadi keroyokan lintas instansi,” jelasnya.

400 Penyuluh

Rusdi menyebut saat ini pihaknya telah memiliki lebih dari 400 orang penyuluh KB baik yang berstatus PNS maupun non-PNS, yang tersebar di seluruh wilayah Sulteng. Ditambah ratusan lainnya kader pelopor cegah nikah dini yang berasal dari para siswa jenjang SMA di berbagai daerah. Peran para penyuluh dan kader pelopor tersebut diharap dapat menekan angka pernikahan dini, sehingga dapat menurunkan kasus stunting di Sulteng. IEA 

Pos terkait