PALU, MERCUSUAR – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulteng, H. Ulyas Taha mengingatkan penyusunan anggaran harus dilakukan berdasarkan prioritas kebutuhan, bukan keinginan.
Hal itu ditegaskan Ulyas, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pelaksanaan Program dan Anggaran Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sulteng tahun 2024, di salah satu hotel di Palu, Selasa (4/6/2024).
“Kebijakan penyusunan anggaran harus dipahami oleh para Kepala Kantor Kemenag. Idealnya, sebelum pengusulan atau penyusunan anggaran, Kepala Kantor perlu mengadakan pertemuan dengan kepala seksi untuk mengidentifikasi kebutuhan. Kebutuhan tersebut harus memiliki dasar yang jelas, dan sesuai dengan pedoman serta kebijakan Direktorat Pendidikan Islam,” tutur Ulyas.
Ia menambahkan, sering terdapat lebih banyak keinginan dibandingkan kebutuhan.
“Ketika anggaran sudah muncul, tidak jarang muncul keluhan. Mengapa itu terjadi? Karena pada proses penyusunan anggaran, kebutuhan tidak disampaikan dengan jelas,” tegasnya.
Olehnya, Ulyas menekankan bahwa penyusunan anggaran di madrasah sangat penting karena berdampak langsung dengan capaian sasaran. Olehnya, ia mengimbau seluruh peserta untuk menyusun anggaran dengan sebaik-baiknya agar pelaksanaan program ke depan lebih efektif dan efisien.
“Selalu ingat, bahwa anggaran itu berbasis kinerja. Jadi berapa jumlah anggaran yang diberikan, maka hasilkanlah juga kinerja yang sesuai dengan anggaran tersebut. Jangan justru sebaliknya,” tegasnya.
Melalui rakor tersebut, Ulyas meminta jajarannya untuk memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan peninjauan ulang penyusunan anggaran bersama.
“Kita saring dan review bersama, apa saja hal-hal penting yang yang perlu dimasukkan ke dalam kebutuhan anggaran. Jangan lupa juga untuk menyusun program yang selaras dan mendukung program prioritas nasional pemerintah,” kata Ulyas.
Kepada para Kepala Kantor Kemenag dan Kepala Madrasah, Ulyas berpesan agar semakin kreatif dan berkreasi dalam mengembangkan madrasahnya masing-masing.
“Saya harap Kepala Kantor dan Kepala Madrasah ini tidaklah hanya status dan jabatan saja. Tinggalkanlah legacy dari jabatan yang Anda pegang,” tandasnya. */IEA