PALU, MERCUSUAR – Kondisi stabilitas politik di Indonesia saat ini dinilai sedang mengalami ancaman. Hal itu karena konstelasi politik di Indonesia pada Pemilu 2019 lalu mengakibatkan masyarakat ikut terkotak-kotak.
Demikian menurut Ketua Forum Anak Bangsa Sulteng, Moh Siddiq Djatola, saat membuka kegiatan Dialog Kebangsaan Merawat Harmoni Anak Bangsa dalam Bingkai NKRI, yang digelar Forum Anak Bangsa Sulteng, di salah satu hotel di Kota Palu, Kamis (24/10/2019).
Olehnya, ia menegaskan saat ini generasi muda Indonesia memiliki peran penting, untuk merawat harmoni dengan berupaya menjaga stabilitas politik bangsa. Hal ini menurutnya, karena pemuda adalah benteng negara yang tidak boleh diabaikan.
“Saya tidak bisa membayangkan akan jadi apa negeri ini tanpa pemuda,” kata Siddiq.
Dia menilai kondisi yang tidak stabil dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk merusak tatanan kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya dengan cara membawa ideologi selain Pancasila.
“Bahkan ada yang membawa pemahaman bahwa Pancasila dan demokrasi bukan solusi bagi kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan,” tegasnya.
Selain itu, Siddiq juga menilai saat ini Bangsa Indonesia sedang dihadapkan pada potensi persoalan rasisme dan konflik-konflik lainnya. Persoalan-persoalan tersebut menurutnya jika tidak segera disadari akan menimbulkan efek yang semakin kuat.
“Olehnya, menjaga stabilitas politik negara sangat penting, agar dapat memberikan dampak positif terhadap pembangunan di masa akan dating,” tandasnya.
Pada dialog tersebut, Forum Anak Bangsa Sulteng mneghadirkan beberapa narasumber, diantaranya akademisi Universitas Tadulako, Dr Muhammad Tavip; Tokoh Ormas Islam Al-Khairaat, Jamaluddin Mariadjang dan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, Muhammad Iqbal. CR1