BANGGAI, MERCUSUAR – Komitmen perusahaan hulu migas dalam mendukung pembangunan berkelanjutan kembali ditunjukkan oleh Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori).
Di bawah pengawasan SKK Migas, JOB Tomori menyelenggarakan Workshop Midterm Evaluasi Program Pencegahan Anak Stunting di wilayah operasionalnya, yakni Kecamatan Batui Selatan dan Moilong, Kabupaten Banggai, baru-baru ini.
Pada kegiatan yang berlangsung dalam semangat kolaboratif ini, JOB Tomori menggandeng Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai, sebagai bentuk komitmen nyata mempercepat penurunan angka stunting di daerah.
Workshop secara resmi dibuka oleh Bupati Banggai, H. Amirudin Tamoreka. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi terhadap konsistensi JOB Tomori, yang telah aktif mendukung program kesehatan masyarakat sejak tahun 2022.
“JOB Tomori adalah salah satu perusahaan terbaik yang tidak hanya fokus pada operasional bisnis, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Ini adalah bentuk sinergi yang luar biasa dan harus terus dilanjutkan. Kita ingin mewujudkan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Amirudin.
Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Pallutturi, SKM, M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D., juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani isu stunting. Ia menyebutkan, wilayah operasional JOB Tomori telah menjadi contoh baik dalam integrasi antara akademisi, pemerintah, dan sektor swasta dalam agenda kesehatan masyarakat.
“Ini bukan hanya tentang program, tetapi tentang membangun masa depan bersama. Angka stunting bisa ditekan bila kita bergerak bersama, dan ini bukti bahwa kolaborasi bisa memberikan hasil,” tegas Prof. Sukri.
Dari pihak perusahaan, Agus Sudaryanto selaku Business Support Senior Manager JOB Tomori menegaskan pihaknya tidak semata-mata fokus pada produksi migas. Tetapi juga berkomitmen kuat untuk menciptakan nilai sosial di lingkungan sekitar.
“Kami ingin generasi di Batui Selatan dan Moilong tumbuh sehat, cerdas, dan berkualitas. Penanganan stunting adalah prioritas utama kami, karena masa depan daerah ini bergantung pada anak-anak hari ini,” ujar Agus.
Hadir sebagai narasumber utama, Prof. dr. Veni Hadju, MSc., PhD (Ketua Tim Program Pencegahan Stunting JOB Tomori). Ia memaparkan capaian serta intervensi strategis yang telah dilaksanakan. Di antaranya pemberian Multi Micronutrient Supplement (MMS) dan Moringa Royal Jelly bagi remaja putri anemia, edukasi gizi seimbang bagi remaja, pemberian telur dan ekstrak kelor untuk balita dengan gizi kurang serta ibu hamil, demo masak makanan pendamping ASI (MPASI), serta pelatihan kader posyandu dan penguatan kapasitas tim desa.
Prof. Veni juga menegaskan bahwa stunting tidak bisa disembuhkan, namun sangat bisa dicegah. Kunci utamanya adalah pada intervensi sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang mencakup masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Kabid Kesehatan Masyarakat, dr. Susilawati Muid menyampaikan data angka stunting di Banggai terus mengalami tren penurunan signifikan. Berdasarkan data Riskesdas, SSGI, dan SKI, angka stunting di daerah ini telah turun dari 35,3% pada tahun 2013 menjadi 28,6% pada tahun 2024.
Workshop tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh, antara lain Lisa Sundari, SE., MM.SIP (Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Banggai), Nurmasita Datu Adam, S.Kep., Ns (Kepala Dinas Kesehatan Kab. Banggai), Dr. Ramli Bidullah, SKM., M.Kes (Dekan FKM Universitas Tompotika), Dr. Nurhidayah Layoo, SP., MM (Sekretaris ‘Aisyiyah), serta perwakilan Puskesmas dari Kecamatan Batui Selatan dan Moilong.
Kegiatan tersebut menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, mampu membuahkan hasil yang signifikan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Dengan kerja sama berkelanjutan seperti ini, cita-cita besar Indonesia untuk memiliki generasi emas yang sehat dan tangguh di tahun 2045 bukanlah hal yang mustahil.
JOB Tomori berharap, model kolaborasi ini bisa menjadi contoh bagi wilayah dan perusahaan lain dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting secara nasional. */MAM