Percepatan Penurunan Stunting Sigi- 25 Desa akan Jadi Lokus

FOTO REMBUK STUNTING

SIGI, MERCUSUAR – Rahun 2021-2022, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), rencananya akan lokus intervensi percepatan penurunan dan pencegahan stunting terintegrasi di 25 desa yang tersebar di sembilan kecamatan.

Ke 25 desa itu, meliputi Desa Makmur, Karunia, Rahmat dan Desa Petimbe, Kecamatan Palolo; Desa Kamarora B, Bulili dan Desa Kamarora A, Kecamatan Nokilalaki; Desa Panasibaja dan Desa Matantimali, Kecamatan Marawola Barat; Desa Towulu dan Rantewulu, Kecamatan Kulawi; serta Desa: Simoro, Tuwa dan Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa.

Kemudian, Desa Sambo dan Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan; Desa Mantikole, Luku, Pewunu, Balaroa Pewunu, Pesaku dan Desa Kaleke, Kecamatan Dolo Barat; Desa Soulowe dan Potoya, Kecamatan Dolo; serta Desa Maranata, Kecamatan Sigi Kota.

Demikian dikatakan Bupati Sigi, Moh Irwan Lapatta saat Rembuk Stunting Aksi Percepatan Penurunan dan Pencegahan Stunting Kabupaten Sigi Tahun 2021, bertemakan ‘Membangun Komitmen Bersama untuk Kabupaten Sigi Bebas Stunting’ di D’Kalora Hotel and Resto, Kecamatan Kinovaro, Senin (3/5/2021).

Dijelaskannya, pencegahan stunting menjadi salah satu fokus pemerintah, karena berpengaruh terhadap kualitas SDM dalam daya saing bangsa.

Di Sigi, kata Bupati, melalui aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat terlihat adanya penurunan prevalensi stunting jumlah kasus yang muncul di tahun 2020-2021.

“Untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting yang paling utama dibutuhkan adalah komitmen bersama multipihak. Dalam konsep pentahelix, di antaranya yaitu pemerintah, akademisi, media, juga termasuk pelaku usaha dan yang terutama adalah komunitas masyarakat itu sendiri,” ujarnya melalui rilis yang diterima wartawan Mercusuar, Senin (3/5/2021) malam.

Lanjut Bupati, komitmen itu juga harus diikuti dengan penandatanganan komitmen bersama seluruh komponen terkait baik pemerintah, unsur DPRD, organisasi masyarakat, organisasi agama, organisasi perempuan, organisasi profesi, maupun dari tenaga ahli.

“Diharapkan, komitmen ini dilakukan sampai ke tingkat desa, khususnya oleh Kepala Desa melalui pengalokasian dana desa untuk mendukung aksi tersebut,” harapnya.

TURUN JADI 14 %

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Sigi, Sutopo Sapto Condro dalam kesempatan  itu menyampaikan bahwa Pemkab Sigi menargetkan prevalensi stunting di akhir tahun 2021 bisa turun menjadi 14% sesuai target nasional. AJI/*

Pos terkait