PALU, MERCUSUAR – Pengurus Tim Penggerak PKK Provinsi Sulteng, bersama Dharma Wanita Persatuan, Bhayangkari, Persit, serta organisasi wanita lainnya di Provinsi Sulteng, melaksanakan bhakti sosial anjangsana ke berbagai lokasi, Kamis (23/12/2021).
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari peringatan Hari Ibu ke-93, yang diperingati pada 22 Desember 2021.
Anjangsana diawali dengan kunjungan silaturahmi ke Gereja GKST Jemaat Musafir Palu, yang sekaligus dilakukan penyerahan paket sembako untuk jemaat Gereja. Lalu, anjangsana dilanjutkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan kelas 3 Palu, yang berada di Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi.
Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Tengah, Vera Rompas Mastura mengatakan, kegiatan tersebut bukan hanya dinilai sebatas seremonilai. Namun merupakan wujud nyata kebersamaan serta kepedulian sosial untuk kaum perempuan, dalam rangka peringatan Hari Ibu.
“Kiranya dengan adanya kegiatan bakti sosial ini dapat membantu meringankan beban masyarakat khususnya kaum perempuan,” kata Vera.
Pada kesempatan anjangsana tersebut, Vera juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sementara itu, Kepala Lapas Perempuan Kelas 3 Palu, Nur Mustafida mengungkapkan warga binaan Lapas saat ini berjumlah 171 orang, dengan tindak pidana 32 orang kasus pidana umum, 9 orang tipikor dan 142 orang tindak pidana narkotika. Secara khusus, ia mengapresiasi kegiatan anjangsana tersebut.
“Dengan semakin meningkatnya tindak pidana perempuan, semoga kegiatan ini dapat menekan pelanggaran hukum, khususnya narkotika. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan dapat menjadikan warga binaan lebih produktif, kreatif dan bermanfaat bagi bangsa dan negara,” kata Nur Mustafida.
Ia menuturkan, Lapas Perempuan Kelas 3 Palu telah melakukan berbagai pembinaan seperti pelatihan kerja, berupa penjahitan, jasa laundry, salon kecantikan, tata boga, perikanan, dan perkebunan hidroponik. Hal itu dilakukan, agar warga binaan bisa memiliki bekal ilmu dan keterampilan yang diharapkan dapat digunakan setelah kembali ke tengah-tengah masyarakat. */IEA