LUWUk, MERCUSUAR – Memperingati Hari Maleo Sedunia pada 21 November, PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) mengadakan lomba menulis bagi jurnalis di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pelestarian burung maleo, satwa endemik Sulawesi yang terancam punah, sekaligus menyoroti kontribusi DSLNG dalam konservasi eksitu maleo pertama di dunia. Sejak dimulai pada awal November 2024, lomba ini menarik perhatian puluhan jurnalis dari berbagai media lokal, yang menghasilkan karya-karya tulisan tentang konservasi maleo dan dampaknya bagi keberlanjutan lingkungan.
Dalam lomba ini, Iskandar Djiada dari Banggai Raya berhasil meraih Juara Pertama, diikuti oleh Jajad Sudrajad dari Banggai Kece sebagai Juara Kedua, dan Stepensopyan Pontoh dari Info Luwuk sebagai Juara Ketiga. Penghargaan Harapan 1 diberikan kepada Irwan Kurniawan Basir dari Kabar Luwuk, disusul Muhajir Badjeber dari Transulawesi, dan Kodrat dari Luwuk Post. Juara favorit pilihan juri pun jatuh pada Budi Sahari dari Teras Banggai. Proses penilaian pun dilakukan dengan menerapkan beberapa tolok ukur, yakni teknik penulisan, akurasi data, tata bahasa, serta sepenuhnya bebas dari penggunaan kecerdasan buatan. Para pemenang mendapatkan berbagai hadiah menarik, termasuk Samsung Tab A9+ untuk juara pertama, serta gawai, jam tangan pintar, dan hadiah hiburan lainnya dengan nilai total hadiah sebesar Rp16 juta.
Rahmat Azis, External Communication Supervisor DSLNG, menyampaikan apresiasinya terhadap partisipasi jurnalis dalam lomba ini. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kontribusi para jurnalis yang telah membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian maleo. Kami berharap kerja sama seperti ini dapat terus berlangsung untuk mendukung upaya konservasi dan keberlanjutan lingkungan di Sulawesi Tengah,” ujarnya.
Sejak meresmikan fasilitas konservasi eksitu maleo pada 2012 bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, DSLNG telah melepasliarkan 127 anakan burung maleo dan menanam 850 bibit pohon kemiri sebagai sumber makanan utama maleo di habitatnya di Suaka Margasatwa Bakiriang.