PALU, MERCUSUAR – Kinerja ekspor komoditas hasil perikanan dan kelautan di Provinsi Sulteng diharapkan dapat terus ditingkatkan. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan kerja sama dari seluruh stakeholder terkait.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng, Muh Arif Latjuba saat Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Terpadu Kinerja Ekspor Perikanan Sulteng, di Pogombo, Kamis (18/6/2020).
Dijelaskannya, DKP sebagai instansi yang bergerak di sektor hulu memiliki peran untuk mendorong peningkatan kualitas produksi. Namun untuk dapat mencapai tujuan hingga peningkatan ekspor, diperlukan kerja sama dengan seluruh pihak terkait.
Dicontohkannya, diperlukan informasi kebutuhan pasar sehingga hasil produksi dapat tepat sasaran dan laku dijual.
“Ini bagaimana kita bisa melakukan kerja sama, demi kemajuan ekspor perikanan di Sulteng,” kata Arif.
Dalam Rakor yang dihadiri perwakilan DKP Sulteng, Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Palu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulteng, Bea Cukai, para pelaku usaha perikanan serta pihak-pihak terkait lainnya tersebut, dibahas berbagai masalah terkait ekspor perikanan Sulteng, serta mendengar berbagai masukan dari pihak-pihak yang hadir.
Peningkatan ekspor perikanan di Sulteng, lanjutnya, dinilai sangat penting karena komoditas hasil kelautan dan perikanan di wilayah Sulteng dipandang memiliki potensi yang besar.
Dengan luas perairan 193.923,75 kilometer persegi, panjang garis pantai 6.653,31 kilometer, serta memiliki empat Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dan satu WPP perairan darat, sumber daya perikanan di wilayah Sulteng memiliki potensi untuk terus dikembangkan, termasuk pada sektor ekspor.
Olehnya, Rakor tersebut diharapkan dapat ditemukan solusi yang dapat disimpulkan untuk meningkatkan hasil ekspor perikanan dari Sulteng, yang masih berada pada urutan ke-23 nasional. Karena disebutkan Arif, dengan potensi yang dimiliki, seharusnya nilai ekspor perikanan Sulteng mampu bersaing dengan daerah lainnya di Indonesia.
“Sulteng memiliki potensi besar, tapi setelah ditanya ekspornya justru berada di urutan ke-23. Itulah yang memotivasi kita semua,” pungkasnya. IEA