PALU, MERCUSUAR – Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Palu menunjukkan komitmen dalam mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kali ini, melalui inovasi program Ra Banua Pompie, BPOM Palu secara khusus memberikan pendampingan kepada pelaku usaha pangan olahan dari kelompok disabilitas, untuk memeroleh izin edar.
Dalam kegiatan ‘jemput bola’ yang dilaksanakan pada Selasa (12/11/2024), BPOM di Palu berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palu dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), memberikan asistensi kepada para pelaku usaha disabilitas yang belum memiliki izin edar.
“Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari upaya pemerintah, dalam mewujudkan inklusivitas pelayanan publik,” kata Kepala BPOM Palu, Mardianto melalui keterangan tertulis, Rabu (13/11/2024).
Mardianto menjelaskan bahwa program Ra Banua Pompie bertujuan untuk mempercepat proses pendaftaran izin edar bagi UMKM, khususnya bagi kelompok yang membutuhkan perhatian lebih, seperti pelaku usaha disabilitas.
“Kami ingin memastikan bahwa semua pelaku usaha, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan usahanya. Melalui program ini, kami berharap dapat meningkatkan daya saing produk-produk UMKM lokal,” ujar Mardianto.
Kegiatan jemput bola yang dilakukan oleh BPOM di Palu, menurutnya, merupakan langkah inovatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan mendatangi langsung para pelaku usaha, BPOM dapat memberikan solusi yang lebih tepat sasaran dan mempermudah proses pengurusan izin edar.
“Kami menyadari bahwa tidak semua pelaku usaha memiliki pengetahuan yang cukup mengenai persyaratan izin edar. Oleh karena itu, kami hadir untuk memberikan pendampingan dan informasi yang dibutuhkan,” tambah Mardianto.
Ia menekankan, kolaborasi antara BPOM di Palu, Dinas Kesehatan dan DPMPTSP dalam kegiatan tersebut juga menunjukkan pentingnya sinergi antarlembaga, dalam mendukung pengembangan UMKM.
“Dengan bekerja sama, berbagai kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha dapat diselesaikan secara lebih efektif. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, UMKM di Sulawesi Tengah, khususnya yang dikelola oleh kelompok disabilitas, dapat tumbuh dan berkembang serta memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah,” tandas Mardianto.
Salah seorang pelaku usaha disabilitas yang turut didampingi, Irmansyah, menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan.
“Saya sangat berterima kasih kepada BPOM Palu dan dinas terkait atas pendampingan ini. Dengan adanya bantuan ini, saya semakin termotivasi untuk mengembangkan usaha saya,” ungkap Irmansyah. */IEA