PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Petani sawah di sejumlah wilayah di Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) memulakan musim tanam, sambil berharap panen tiga bulan mendatang mendapatkan hasil yang lebih baik, dengan ‘bantuan’ curah hujan yang cukup tinggi di akhir tahun ini.
Salah seorang petani sawah di Kecamatan Torue, I Nyoman Budiasa kepada media ini, Selasa (17/12/2024) mengatakan, sesuai dengan kalender pertanian, para petani kembali memulakan proses penanaman padi pada waktu yang bervariasi, sejak awal November hingga bulan Desember.
Walaupun ada harapan besar dengan panen yang akan diterima, namun Budiasa tidak memungkiri kondisi harga pupuk dan obat-obatan yang tidak bisa diprediksi turut berpengaruh.
Dengan harga pupuk yang melambung tinggi, dia bersama beberapa petani lainnya harus memutar otak, agar bisa memenuhi kebutuhan selama proses penanaman, perawatan hingga panen.
“Hama tikus juga salah satu yang paling ditakuti petani. Maka solusinya, kami melakukan penanaman serentak, sehingga areal yang ditanami padi juga cukup luas, sehingga membuat padi yang diserang tikus relatif sedikit,” urai Budiasa.
Terkait masalah irigasi yang menjadi urat nadi proses penanaman, Budiasa menegaskan hal itu tidak menjadi persoalan, bahkan cukup membantu, setelah beberapa tahun lalu dilakukan perbaikan secara besar-besaran, yang membuat sistem pengairan berjalan lancar.
Lain halnya petani di Desa Tolai Barat, Desa Tolai Timur, dan sebagian petani di Desa Balinggi Jati, mengungkapkan rasa khawatir bukan soal hama maupun pupuk saja, tetapi tingginya curah hujan yang mengakibatkan luapan sungai mengancam merendam sawah. Kondisi tersebut dapat menyebabkan bencana gagal panen kembali terjadi.
“Kami sudah berkorban banyak untuk mempertahankan lahan sawah kami, agar tidak terendam banjir bersama lumpurnya. Namun tetap saja membuat kami gagal panen. Semoga saja, kali ini kami bisa memanen sawah dengan hasil yang lebih baik,” harap salah seorang petani, Suardika. MBH