PALU, MERCUSUAR – Meskipun kontestasi pemilu masih cukup lama, namun jajaran DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Palu telah menguatan struktur organisasi sebagai bagian dari kekuatan partai. Salah satunya dengan melakukan konsolidasi dengan DPC se-Kota Palu, Minggu (2/11/2025).
“Penekanannya pada peningkatan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi (K3) antara anggota dewan (DPRD) dengan Ketua-ketua DPC. Mengingat DPC berfungsi sebagai pengontrol kinerja anggota dewan di setiap Dapil (Daerah Pemilihan) masing-masing,” ujar Ketua DPD PKS Kota Palu, Muzakkirah.
Ia melanjutkan, konsolidasi juga menegaskan komitmen PKS Kota Palu untuk menjadi partai yang solid, mandiri, dan kontributif, dengan struktur DPC sebagai garda terdepan dalam pelayanan dan pemenangan. Sehingga, ungkap Muzakkirah, momentum tersebut penting sebagai upaya strategis untuk memperkuat fondasi struktural partai di tingkat akar rumput, dan memantapkan langkah kerja-kerja politik serta dakwah.
“Konsolidasi ini menjadi momen krusial untuk menyamakan persepsi dan langkah taktis seluruh elemen partai di tingkat kecamatan. Laser PKS, tidak hanya sebatas nama, tapi diiringi partisipasi dan kontribusi nyata,” tandasnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Sekretaris DPW PKS Sulteng, Dr. Rizal memberikan penguatan fondasi partai dengan memaparkan visi strategis dengan fokus pada konsep K2 P2 (Kader, Kaderisasi dan Pelayanan Publik), serta pentingnya peran anleg sebagai ujung tombak pergerakan. Ia mendorong terciptanya kader mandiri yang mampu bergerak secara inisiatif.
“Kerja partai harus berorientasi pada kerja dakwah yang terstruktur, dilengkapi dengan target, langkah, dan tahapan yang jelas. Tujuan utamanya adalah menambah jumlah anggota partai, didukung dengan evaluasi tahunan dan pemberdayaan semua struktur, khususnya DPC untuk mencapai target tersebut,” tutur Rizal.
Dalam agenda itu, para pengurus diinstruksikan agar setiap bidang menjaga strukturnya hingga tingkat DPRa, serta meningkatkan komunikasi dan koordinasi vertikal. Fokus utama lainnya adalah mencari dan menjaga loyalitas pengurus, agar setiap pelatihan dan fasilitas yang diberikan dapat optimal. Mengingat tentang aturan keterwakilan perempuan minimal 30% dalam pengurus dan pentingnya efektivitas waktu dan anggaran. */MBH







