PLN Genjot Penormalan Pasokan Listrik

MAKASSAR, MERCUSUAR – Kemarau panjang yang sudah terjadi beberapa bulan terakhir ini cukup banyak memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel), hingga Sistem Kelistrikan Palu dan sekitarnya.

Salah satu dampak terbesar adalah berkurangnya debit air Danau Poso, dan berimplikasi pada pola pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang memegang 33 persen dari total pasokan listrik sistem Sulbagsel.

Dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bahwa kemarau panjang yang terjadi saat ini merupakan bagian dari fenomena El Nino, dan diprediksi akan berlangsung dari bulan Juni hingga awal 2024.

Menindaklanjuti hal tersebut, Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto dan Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso beserta jajaran General Manager PLN Group Sulawesi yang terdiri dari PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (UID Suluttenggo) bersama PLN UID Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) dan PLN Unit Induk Penyaluran Dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Sulawesi serta Sub Holding PLN Nusantara Power, melalui keterangan tertulisnya kepada media ini, Selasa (7/11/2023) mengatakan berupaya keras mengatur dan mengatasi implikasi dampak fenomena ini dengan beberapa solusi.

Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin pun turut menyatakan dukungannya atas upaya PLN mengatasi hal tersebut.

“Listrik memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, kami berkomitmen turut bersinergi dengan PLN dalam mengatasi kondisi sekarang ini,” kata Bahtiar.

Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso mencatat musim kering yang berkepanjangan tersebut telah berdampak terhadap berkurangnya debit air, sehingga menyebabkan kemampuan PLTA turun sekitar 75 persen dari 850 Megawatt (MW) menjadi hanya 200 MW.

Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di daerah aliran sungai lokasi PLTA dan PLTMH dapat menambah debit air secara berkesinambungan.

Tidak sampai di situ, PLN pun melaksanakan relokasi pembangkit dari beberapa wilayah tersebar di Indonesia. Pembangkit tersebut akan memasok tambahan daya sebesar 80 MW dan diharapkan dapat segera membantu sistem kelistrikan Sulbagsel.

Tim ahli pembangkitan juga turut didatangkan ke Makassar untuk mengakselerasi penormalan pasokan listrik.

“Kami juga perlu sampaikan, bahwa Sistem Kelistrikan Sulbagsel saat ini sangat bergantung pada debit air, karena 33 persen pembangkitnya berasal dari PLTA. Berbagai upaya terus dilakukan, mulai dari TMC khususnya di daerah aliran sungai di lokasi PLTA,” ujar Adi Lumakso.

“Kami mengerahkan segala upaya, salah satunya relokasi pembangkit dari beberapa wilayah tersebar di Indonesia yang sedang dilakukan. Pembangkit tersebut akan memasok tambahan daya sebesar 80 MW dan diharapkan dapat segera berkontribusi mendukung sistem kelistrikan di Sulbagsel,” tegas Adi Lumakso.

Senada, Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto menyampaikan di tengah krisis air akibat dampak fenomena El Nino, dirinya memastikan PLN terus berkomitmen memberikan upaya terbaik.

“Kami tetap dan akan all out, dengan telah menerjunkan ratusan teknisi secara bergantian untuk tetap bekerja selama 24 jam agar upaya pemulihan pasokan listrik terus berlangsung,” kata Adi Priyanto. */ABS

Pos terkait